Sukses

Bubur Rumbi Kanji, Makanan Khas Ramadan dari Aceh Favorit Raja

Biasanya, bubur Kanji Rumbi ini dijadikan salah satu menu berbuka. Bahkan, tak sedikit masjid di Aceh yang menyediakan bubur Kanji Rumbi saat berbuka puasa.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memang punya beragam kuliner. Bahkan saat Ramadan, muncul banyak makanan khas yang juga tak kalah menariknya. Salah satunya adalah bubur Kanji Rumbi, makanan khas Ramadan dari Aceh.

Sesuai dengan namanya, makanan khas Ramadan yang satu ini berupa bubur nasi yang dilengkapi dengan berbagai topping. Mukai dari sayuran hingga udang.

Biasanya, bubur Kanji Rumbi ini dijadikan salah satu menu berbuka. Bahkan, tak sedikit masjid di Aceh yang menyediakan bubur Kanji Rumbi saat berbuka puasa.

Seperti apa makanan khas Aceh yang satu ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya!

 

2 dari 2 halaman

Makanan Istimewa Sejak Zaman Kerajaan

Melansir dari berbagai sumber, bubur Kanji Rumbi merupakan makanan istimewa era Kesultanan Aceh. Kala itu, makanan ini disajikan khusus untuk para raja dan tamu istimewa kerjaan saat Ramadan.

Selain rasanya, keistimewaan dari bubur Kanji Rumbi ini adalah khasiatnya. Lantaran menggunakan berbagai rempah seperti jahe, kunyit, dan lainnya yang dapat mengatasi perut kembung saat berpuasa.

Apalagi, sejak lama rempah-rempah tersebut memang digunakan sebagai obat alami yang berkhasiat untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Mulai dari 

masuk angin, kolestrol, asam lambung, darah tinggi, maag, dan lainnya.

Meski diakui sebagai makanan khas Ramadan dari Aceh, tapi ternyata bubur Kanji Rumbi berasal dari India. Ketika orang India datang ke Aceh, mereka membawa makanan khasnya tersebut, yang kemudian diadaptasi oleh warga lokal.

Kuliner yang dibawa oleh warga India, yang mayoritas beragam Hindu itu kemudian dimodifikasi ke budaya Aceh dan disesuaikan dengan syariat Islam. Hingga akhirnya, bubur Kanji Rumbi menjadi salah satu makanan khas Aceh.

Bahkan kini, bubur Kanji Rumbi juga bisa dijumpai di luar Ramadan, sebagai salah satu upaya warga Aceh untuk merawat tradisi.

Â