Sukses

Kronologi Mahasiswa UNS Tewas Terjatuh di Gua Braholo Gunungkidul, Evakuasi Sempat Terkendala Medan yang Licin

Seorang mahasiswa UNS meninggal dunia usai terpeleset dan jatuh ke dalam Gua Braholo Gunungkidul sedalam 20 meter.

Liputan6.com, Gunungkidul - Hendak melakukan survei di Gua Braholo di Ngandong, Kalurahan Purwodadi, Kapawon tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, seorang mahasiswa terpeleset dan jatuh ke gua vertikal sedalam 20 meter.

Korban atas nama Noval Bachrul Ulum (22), yang juga Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) "VAGUS" Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo (UNS), berhasil ditemukan tim SAR gabungan usai 6 jam terjerembab dalam gua.

Noval bersama 7 rekannya melakukan survei di beberapa lokasi di Kalurahan Purwodadi, Tepus, untuk keperluan Diklat.

"Jadi ada 7 rekannya, 4 orang ke Goa Braholo, selebihnya di area Panjat Tebing Pantai suing. Kesemuanya masih di Kalurahan Purwodadi Tepus,” kata Ngatimin PJ Kapolsek Tepus, Minggu (26/3/2023).

Rombongan tersebut berangkat dari Solo sekitar pukul 06.00 WIB, menggunakan sepeda motor. Saat sampai di titik Pantai Siung, mereka berpisah sesuai dengan pembagian tugas masing masing.

Bersama 3 rekannya, korban Noval kemudian menuju ke area Gua Braholo yang berjarak sekitar 7 kilometer dari lokasi pertama. Sesampai di lokasi, korban berserta rekannya mengeluarkan peralatan untuk melakukan penurunan gua. 

"Sempat persiapan di dekat jalan, kemudian menuju ke mulut gua untuk memasang tali pengaman (ancor) di sekitar area," katanya.

Tak jauh dari mulut gua, korban kemudian naik ke atas tebing yang berada di sisi timur gua dengan menaiki batu. Namun nahas, saat hendak memasaang webing di antara batu, batu tersebut pecah dan korban terpeleset hingga masuk ke dasar gua.

Melihat kejadian tersebut, rekan korban mencoba mengetahui keadaan korban yang berada di dasar gua. Sempat diteriaki dari atas, namun korban tak merespons hingga rekan korban meminta pertolongan kepada warga setempat.

"Warga yang mendapat informasi kemudian melaporkannnya ke kami dan selanjutnya kami menghubungi Tim Sar dan relawan untuk membantu Proses evakuasi," tutur Ngatimin.

Berselang satu jam, Tim Sar Gabungan datang ke lokasi dan melakukan apel pembukaan operasi. Dipimpin langsung Basarnas, tim kemudian dibagi menjadi beberapa regu dan mengamankan rekan korban yang terlihat shok.

 ,

2 dari 2 halaman

Proses Evakuasi Sempat Terkendala

Sementara itu, Nugroho Adi atau Pedro anggota  Basarnas Gunungkidul mengatakan, dalam proses evakuasi sedikit mengalami kendala. Kondisi gua yang berair menyebabkan batu di area tersebut licin sehingga banyak dipasang tali pengaman sebagai antisipasi.

Pedro menuturkan, sistem yang digunakan dalam evakuasi korban menggunakan holing system, sehingga, nantinya korban bersama tandem akan diangkat bersama-sama ke permukaan gau.

"Pakai holing system, jadi nanti 2 anggota diturunkan kelokasi korban untuk melihat dan cek kondisi korban, kemudian dilakukan pemasangan tali pengaman ke tubuh korban agar dapat ditarik ke atas," katanya.

Sedikit demi sedikit, tubuh korban bersama tandem diangkat pelan pelan agar tak terbentur batu atau korban terperosot dari tali pengaman. Hingga berselang 6 jam kemudian, korban berhasil sampai diatas goa.

Sesampai di mulut gua, korban yang terbungkus kantong jenazah kemudian dipindahkan ke panel board dan langsung dievakuasi menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari untuk dilakukan pemeriksaan.

"Saat ditemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan patah dikedua kaki dan pinggang, juga luka terbuka pada bagian kepala belakang," ungkap Pedro.