Sukses

Sejarah Bubur Samin Khas Banjar yang Populer di Solo

Keunikan bubur samin ialah memiliki cita rasa rasa rempah yang kuat.

Liputan6.com, Solo - Bubur samin merupakan salah satu menu takjil ikonik yang selalu habis diburu masyarakat Solo. Bubur ini bahkan menjadi ciri khas menu takjil Masjid Darussalam, Jayengan, Solo.

Tradisi pembagian bubur samin gratis ini sudah dilakukan sejak 1985 hingga saat ini. Namun, ada juga beberapa sumber yang mengatakan bubur samin sudah menjadi menu takjil masjid ini sejak 1930.

Meski populer dan menjadi menu takjil khas Ramadan di Solo, bubur samin merupakan kuliner khas Banjar, Kalimantan Selatan. Awal penyajian bubur samin ini sebenarnya untuk mengobati rasa rindu masyarakat Banjar yang saat itu banyak tinggal di Solo.

Bukan hanya bubur samin, masyarakat dahulu juga menghadirkan menu khas Banjar lainnya seperti nasi abang kuning dan soto banjar. Namun bubur samin jadi yang paling favorit, akhirnya menu ini yang eksis disajikan sampai sekarang.

Setiap Ramadan tiba, masyarakat selalu memenuhi Masjid Darussalam untuk mendapatkan semangkuk bubur samin. Saking populernya, tidak hanya warga Solo, bahkan warga luar Solo rela datang hanya untuk bisa mencicipi sensasi bubur samin yang legendaris.

Bubur yang memiliki cita rasa gurih ini dibuat dengan bahan baku beras, daging sapi, susu, rempah, dan santan. Kemudian ditambahkan dengan minyak samin yang membuat warnanya menjadi kekuningan.

Keunikan bubur samin ialah memiliki cita rasa rasa rempah yang kuat. Bubur ini menggunakan berbagai jenis rempah dalam pembuatannya, mulai dari bawang merah, bawang putih, kayu manis, kapulaga, jahe, lengkuas dan minyak samin.

Setiap hari pengelola Masjid Darussalam membagikan 900 - 1,000 porsi bubur samin secara cuma-cuma.

Saksikan video pilihan berikut ini: