Sukses

Jelang ANOC World Beach Games 2023, Koster Keukeuh Tolak Atlet Israel di Bali

Sejumlah atlet Israel akan mengikuti ANOC World Beach Games kendati begitu Gubernur Koster tetap menyatakan sikapnya masih sama untuk menolak atlet Israel bertanding di Bali.

Liputan6.com, Karangasem - Menyusul kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, kali ini akankah kejadian serupa kembali berulang di gelaran Association of Natinal Olympic Committe (ANOC) World Beach Games 2023?

Seperti yang diketahui, ajang pertandingan olahraga tepi pantai ini digadang-gadang menjadi multi evet terbesar nomor 3 di bawah Olimpade Musim Panas serta Olimpade Musim Dingin.

Pada gelaran tersebut, bakal diikuti sekitar 130 negara di dunia ini akan dihelat di Pulau Bali pada bulan Agustus 2023 mendatang.

Bayang-bayang suram jadi tidaknya event ini kembali tersurat dari pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster bahwa dirinya tetap konsisten menolak para atlet Israel untuk datang ke Bali, seperti penolakannya pada Timnas Israel bertanding di Piala Dunia U-20.

Hal itu ia tegaskan di sela-sela kunjungannya ke Pura Besakih, Karangasem Bali Rabu 5 April 2023. Dikatakannya dirinya tetap menolak kedatangan atlet Israel berdasarkan atas dua pertimbangan.

“Yang pertama adalah konstitusi dan yang kedua dasarnya adalah peraturan Menteri Luar Negeri no 3/2019,” ujar Koster kepada wartawan.

Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019 ini tentang Panduan Umum Hubungan Luar Negeri, kata Koster sebagai suatu entitas sendiri karena diatur dalam peraturan menteri luar negeri, tidak boleh menyanyikan lagu kebangsaan (Israel)," kata Koster kepada media, di Pura Besakih, Karangasem, Bali.

Pasal 151 ayat C Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 3 Tahun 2019 menyebutkan penggunaan bendera, lambang, atau atribut lain serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel tidak diizinkan di Indonesia. Sebab, tidak ada hubungan diplomatik di antara Indonesia dan Israel.

“Jadi saya tetap menolak kehadiran Israel di Bali, termasuk di ANOC World Beach Games mendatang,” imbuh Koster.

Sementara itu sebelumnya Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace saat ditanya soal keikutsertaan Israel dalam ajang ini menyatakan masih menunggu arahan atau keputusan dari Pemerintah Pusat.

"Itu menunggu arahan dari pusat. Pengalaman yang sekarang menjadi pelajaran penting. Menunggu arahan dari pusat. Iya dari Presiden," kata Cok Ace, saat ditemui di Kantor DPRD Bali, pada Senin (3/4/2023).

Sebelumnya, Koster bersama Gubernur Ganjar Pranowo disebut-sebut sebagai pemantik gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah gelaran Piala Dunia U-20 2023, dimulai dengan penolakan acara pengundian yang sedianya digelar di Art Center Denpasar, Bali, Jumat (31/3/2023).

Karenanya juga, dunia sepak bola Indonesia masih menunggu keputusan FIFA soal sanksi yang akan diberikan dengan penolakan terhadap atlet Israel berlaga di Piala Dunia U-20.

Dalam pernyataan resminya Koster menyampaikan sejumlah alasan atas sikap penolakannya, mulai dari sikap menjaga sisi keamanan Pulau Bali hingga prinsip filosofi yang dianut Presiden Pertama RI Bung Karno.

"Hal ini sangat berpotensi menjadi ancaman dan gangguan keamanan di Bali, baik ancaman bersifat terbuka dan tertutup. Saya tidak mentolerir potensi gangguan keamanan dan keselamatan masyarakat di Bali, yang lebih lanjut akan berdampak luas atas kerja keras semua pihak selama ini," tutur Koster, Kamis (30/3/2023).

Koster juga mengkhawatirkan kehadiran Israel akan menimbulkan pro dan kontra di Indonesia, khususnya terkait konflik dengan Palestina.

Koster mengangkat prinsip kemanusiaan sesuai amanat tokoh proklamasi Soekarno dalam menolak timnas Israel. Menurutnya, hal itu tidak bisa dipisahkan dari prinsip kemanusiaan.

"Karena didasarkan pada hal yang prinsip terkait kemanusiaan, sejarah, dan tanggung jawab pergaulan antarbangsa dan aspirasi masyarakat kepada FIFA," katanya sambil menambahkan bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.