Sukses

Petani Tomat di Gorontalo Menangis, Harga Anjlok hingga Rp1.000 per Kilogram

Yanto, petani tomat di Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango mengatakan, bahwa petani sangat kesal. Sebab saat ini harga tomat anjlok, harganya bahkan tidak membuat modal mereka kembali.

Liputan6.com, Gorontalo - Saat ini, harga tomat di tingkat petani mengalami penurunan yang sangat parah. Biasanya harga tomat di tingkat petani dihargai Rp4.000 per kilogram (kg). Namun di pertengahan bulan ramadan, 1 kg tomat cuma dihargai Rp1.000 per kg.

Yanto, petani tomat di Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango mengatakan, petani sangat kesal. Sebab saat ini harga tomat anjlok, harganya bahkan tidak membuat modal mereka kembali.

"Pasarannya lagi sepi, peminatnya kurang, sedangkan yang panen banyak. Sekarang harga hanya diambil oleh pedagang Rp800 sampai Rp1.000 per kilo, nggak ketutupan sama modal," kata Yanto kepada Liputan6.com Sabtu (08/04/2023)

Penurunan harga tomat ini tidak terkira. Pasalnya, harga standar tomat bulan lalu berkisar Rp4.000 per kg. Dengan  saat ini di harga Rp600 per kg, maka tak heran jika para petani tersebut sangat sedih. Padahal ongkos produksi sangat jauh di atas harga saat ini.

Menurut Yanto, dalam sekali panen petani bisa menghasilkan 400 hingga 500 kantong plastik. Tergantung luas lahan tanam. Dalam satu kantong plastik itu, isinya ada 7 kilogram tomat.

"Saya rasanya pengen menangis. Padahal, Ramadan yang seharusnya harganya bagus, malah turun drastis," ungkapnya.

Dia mengatakan, bahwa tomat yang telah dipanen biasanya dijual keluar daerah seperti ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Namun, saat ini stok di sana juga masih terbilang banyak dan murah.

"Tahun-tahun yang lalu kami menjual tomat keluar daerah, namun sekarang dengan harga anjlok ini enggak bisa. Ongos hanya habis di biaya transportasi karena di sana juga stok berlimpah," katanya.

Akibat harga tomat yang anjlok ini, kata dia, memang setiap tahun terjadi. Karena itu, untuk mengantisipasi dampak kerugiannya yang lebih besar, para petani juga menanam jenis sayuran lain.

"Memang setiap tahun pasti harga tomat turun. Tapi kalau di bulan ramadan begini baru kali ini. Kami tinggal berharap pada hasil panen komoditi lain," ujarnya.

Pudin berharap, agar pemerintah turun langsung menstabilkan harga tomat tersebut. Sebab, jika berlarut-larut kondisi ini malah merugikan petani tomat pada umumnya.

"Harapan kita tentu agar harga tomat bisa naik lagi, bisa stabil dalam waktu dekat. Agar kami bisa kembali untung, minimal modal kembali," ia menandaskan.

 

Simak juga video pilihan berikut: