Liputan6.com, Manado - Kawasan kuliner Komunitas Jalan Roda (Jarod) menjadi salah satu pilihan di Bulan Suci Ramadhan ini untuk tempat berbuka puasa bersama.
Di kawasan Jarod Manado ini, berjajar warung kopi dengan berbagai cita rasa. Tak hanya kopi, tapi juga tersedia beragam jenis kuliner termasuk takjil untuk berbuka puasa.
Ada aneka jajanan kue basah khas Jarod seperti lalampa, apang, panekuk, tolu, balapis serta beragam jenis kue lainnya menjadi pilihan buat kalian yang lagi nongkrong di tempat ini.
Advertisement
Baca Juga
Kawasan Kuliner Komunitas Jarod ini terletak di pusat kota yakni di Kompleks Pasar 45, tepatnya di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulut. kawasan ini merupakan pusat perekonomian Kota Manado sehingga tempat ini sangat mudah diakses.
Pemilik Warung Kopi Hani Mariam Mantali mengatakan, dia membuka usaha di Kawasan Jarod ini sejak tahun 2014.
“Lokasi ini memang tempat nongkrongnya warga Manado, bahkan ada yang berasal dari luar daerah seperti Ternate dan Gorontalo,” ujarnya.
Dia mengatakan, di bulan Ramadan ini, Kawasan Jalan Roda ramai menjelang buka puasa yakni pada pukul 16.30 hingga pukul 19.00 Wita.
“Para pengunjung Jarod sampai berjam-jam nongkrong di tempat ini dengan beragam cerita baik soal agama hingga peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia hingga dunia,” katanya.
Pembahasan cerita di Jarod dibagi 3 tempat yakni di bagian depan membahas soal gosip selebriti serta panggung hiburan di tanah air.
“Kalau di bagian tengah ini para makelar kendaraan bermotor dan emas sedangkan bagian belakang membahas soal politik,” jelas dia.
Simak juga video pilihan berikut:
Muasal Jalan Roda
Staf Khusus Wali Kota Manado Awalludin Pangkey menuturkan suasana di Jarod adalah suasana yang dirindukan oleh semua orang.
“Di Jarod ini dari tahun ke tahun selalu ramai terlebih khusus menjelang berbuka puasa,”ucapnya.
Dia mengaku sangat merindukan tempat ini karena sudah lama tidak kunjunginya sehingga saat punya waktu luang, langsung datang ke tempat ini.
“Banyak obrolan yang dibicarakan di tempat ini seperti suasana politik sekarang menjelang Pemilu 2024, hingga gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20,” ujarnya.
Dia menambahkan, makanan yang spesial buat dirinya saat berkunjung ke Jarod adalah bubur ayam, es kelapa muda serta kopi susu yang tak tergantikan.
“Bulan Ramadan ini adalah bulan ibadah buat umat Islam untuk itu kita harus fokus hingga Lebaran nanti dan mari terus kita jaga toleransi di Kota Manado yang kita cintai ini,” ujarnya.
Istilah Jalan Roda muncul karena masyarakat Minahasa di awal tahun 1900-an yang datang berjualan di tempat ini menggunakan alat transportasi roda pedati atau gerobak yang ditarik oleh sapi atau kuda.
Di kawasan itu pula menjadi tempat interaksi warga Minahasa dengan penduduk Manado yang dulunya bernama Wenang yang tediri dari multi etis seperti Sangihe, Gorontalo, Tionghoa, Arab, dan Eropa.
"Jarod ini sudah lama berdiri. Setahu saya sebelum kemerdekaan Indonesia, sudah ada kawasan ini," ujar Asnah Adam, yang mengelola Rumah Makan Warna-Warni sejak tahun 1978.
Hingga kini, puluhan rumah kopi masih berjejer di sisi kiri dan kanan di ruas jalan sepanjang sekitar 100 meter. Sejak pukul 06.00 Wita, kawasan ini sudah siap melayani pengunjung hingga pukul 18.00 Wita.
“Kecuali ada acara khusus seperti kedatangan Pak Jokowi waktu lalu, kami buka hingga jam sepuluh malam,” ujar Asnah yang merasa bersyukur karena Jokowi memilih ngopi di warung miliknya.
Advertisement