Liputan6.com, Jakarta - Father hunger merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi psikologis seseorang akibat kurangnya mendapatkan figur ayah. Kondisi ini dapat dialami karena kematian atau perpisahan.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa istilah yang juga digunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut. Mengutip dari Psychology Today, father hunger juga dikenal dengan nama father deficit dan father absence.Â
Meski dikenal dengan beberapa istilah yang berbeda, namun semuanya mengacu pada kondisi seorang anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan seorang ayah.
Father hunger bisa dialami oleh banyak anak. Tidak hanya yang sudah ditinggalkan ayahnya, tetapi anak yang masih memiliki orangtua lengkap.
Berikut adalah beberapa penyebab father hunger yang perlu Anda ketahui.Â
- Kehilangan ayah akibat perceraian atau kematian.
- Minimnya kehadiran ayah.
- Ayah yang tidak terlibat secara emosional.
- Ayah yang tidak terlibat dalam membesarkan anak.
- Kondisi psikologis ayah.
- Konflik keluarga.
Kondisi tersebut tentu saja akan berdampak pada kehidupan anak. Apa saja gejala dan cara mengatasinya? Simak terus ulasan lengkapnya.
Gejala Father Hunger
1. Kekurangan koneksi emosional dengan ayah atau figur ayah lainnya
Gejala father hunger yang mungkin terjadi adalah merasa kehilangan koneksi emosional yang sehat dengan ayah atau figur ayah lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan, atau depresi.
2. Perilaku yang merugikan diri sendiri
Gejala lainnya dari father hunger yang mungkin terjadi adalah, mulai melakukan perilaku yang merugikan diri sendiri seperti penggunaan obat-obatan terlarang atau melakukan tindakan kriminal.
3. Kesulitan dalam hubungan
Selain itu, anak-anak yang mengalami father hunger juga mungkin akan mengalami gejala seperti kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Terutama untuk menjalin hubungan dekat. Mereka akan sulit percaya kepada orang lain.Â
4. Perilaku antisosial
Father hunger juga bisa menimbulkan gejala seperti perilaku antisosial seperti kekerasan atau melakukan tindakan kejahatan.
5. Gangguan mental
Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau stres pasca-trauma juga menjadi salah satu gejala yang mungkin terjadi pada anak-anak father hunger.Â
6. Rendahnya harga diri
Gejala lain yang mungkin terjadi dari anak-anak father hunger adalah merasa tidak dihargai atau kurang memiliki rasa harga diri.
7. Gangguan perilaku
Selain itu, gejala anak dengan father hunger juga mungkin menunjukkan perilaku yang tidak terkendali atau impulsif, seperti merusak barang atau tidak mematuhi aturan.
Advertisement
Cara Mengatasi Father Hunger
1. Terapi
Terapi atau konseling dapat membantu anak untuk memahami dan mengatasi perasaan mereka terkait dengan father hunger. Terapis dapat membantu anak untuk memperkuat keterampilan sosial dan emosional mereka, serta memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk menangani kesulitan yang muncul.
2. Menjalin hubungan dengan figur ayah lainnya
Meskipun ayah biologis tidak ada di sekitar, anak masih dapat menjalin hubungan yang sehat dengan figur ayah lainnya seperti kakek, pamannya, atau guru. Hal ini dapat membantu anak merasa dicintai dan dihargai, serta memberikan contoh positif tentang bagaimana seorang ayah seharusnya bersikap.
3. Partisipasi dalam kegiatan yang melibatkan laki-laki
Anak dapat memperkuat hubungan mereka dengan laki-laki dalam kehidupan mereka dengan berpartisipasi dalam kegiatan seperti kelompok remaja, klub olahraga, atau program mentoring. Hal ini dapat membantu anak membangun koneksi sosial dengan laki-laki yang positif dan memperoleh dukungan dari mereka.
4. Mendukung hubungan dengan ayah biologis
Jika ayah biologis masih ada dalam kehidupan anak, penting untuk mendukung hubungan mereka. Hal ini dapat melibatkan dukungan emosional, membantu anak untuk memahami dan memaafkan ayah mereka jika diperlukan, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan.
5. Mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman
Anak yang mengalami father hunger dapat memperoleh dukungan dari keluarga dan teman-teman yang dekat dengan mereka. Mendiskusikan perasaan mereka dengan orang-orang terdekat dapat membantu anak merasa didengar dan dihargai.