Sukses

Sejarah Perjalanan Tupperware, Wadah Makanan yang Jadi Kebanggaan Para Ibu Rumah Tangga

Baru-baru ini beredar kabar kurang menyenangkan mungkin bagi para ibu-ibu rumah tangga yang gemar mengoleksi Tupperware.

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini beredar kabar kurang menyenangkan bagi para ibu-ibu rumah tangga yang gemar mengoleksi Tupperware. Brand asal Amerika Serikat ini dikabarkan mengalami penurunan saham sehingga diduga terancam mengalami kebangkrutan.

Melansir dari Fortune, dalam sebuah siaran pers perusahaan Tupperware mengungkapkan ada keraguan atas kemampuan mereka untuk melanjutkan usahanya. Perusahaan mengalami penurunan saham hingga 68% pada 2023 ini.

"Tupperware telah memulai perjalanan untuk membalikan operasi kami dan hari ini kami menandai langkah penting dalam mengatasi modal dan likuiditas," kata CEO Tupperware Miguel Fernandez dikutip Rabu (12/4/2023).

Perusahaan saat ini mengalami penurunan dalam penjualannya selama bertahun-tahun karena persaingan bisnis. Belakangan, bisnis sejenis Tupperware banyak menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih rendah.

Selain itu, para karyawan Tupperware pun terancam terkena PHK karena menurunnya saham saat ini.

Perusahaan mengungkapkan tidak mempunyai cukup uang untuk mendanai operasinya tersebut jika tidak mendapatkan uang tambahan dan potensi PHK menjadi upaya untuk menghemat biaya.

2 dari 2 halaman

Sejarah Tupperware

Jenama Tupperware sendiri mempunyai sejarah yang cukup besar di Indonesia dan identik dengan barang kecintaan para ibu-ibu. Ada pameo menyebutkan, ketika Tupperware hilang, sang ibu bisa marah dan kecewa berat.

Tupperware sendiri berasal dari Amerika Serikat yang sudah hadir sejak 1946. Jenama ini pertama kali berawal dari sebuah kaleng cat dan inspirasi membuat cetakan di pabrik plastik berawal dari seorang ahli kimia bernama Earl Silas Tupper.

Saat itu, inspirasinya membuat cetakan di pabrik plastik terjadi tidak lama setelah era depresi hebat di Amerika Serikat. Earl membuat segel kedap udara untuk wadah penyimpanan plastik seperti kaleng cat.

Melansir dari situs resmi Tupperware, wadah yang dibuat agar keluarga miskin yang terdampak perang bisa menghemat uang dengan menyimpan makanannya. Pada saat itu, teknologi ini disebut dengan "segel bersendawa" yang kemudian dipatenkan dan dipasarkan.

Sampai akhirnya, wadah tersebut pun bisa berevolusi dan menjadi produk Tupperware yang bisa menyimpan, menyajikan, serta menyiapkan makanan sekaligus. Bahkan ikut membantu banyak orang agar tidak membuang makanan dan membuat sampah dapur menjadi berlebihan.

Tupperware menyebutkan produk ini agar bisa membantu dalam menghemat waktu, uang, ruang, makanan, serta energi untuk orang-orang di seluruh dunia. Sehingga, beberapa bahan makanan bisa dipakai lebih lama karena produknya yang kedap udara.