Liputan6.com, Gresik - Ritukan merupakan salah satu budaya patrol atau membangunkan sahur setiap akhir Ramadan. Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Layaknya tradisi membangunkan sahur pada umumnya, tradisi ini juga dilakukan dengan suara alat musik yang meriah. Tak lupa, mereka juga melantunkan selawat saat membangunkan sahur para warga.
Meski terdengar mirip dengan budaya membangunkan sahur pada umumnya, tetapi tradisi ini memiliki keunikan tersendiri. Ritukan juga disertai dengan kemeriahan para peserta pawai seni budaya, seperti jaranan, pencak macan, dan reog.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip dari berbagai sumber, tradisi ritukan sudah ada sejak lama. Nama ritukan sebenarnya hanya sebutan masyarakat setempat untuk menyebut patrol.
Namun, beberapa sumber mengayakan ritukan adalah kependekan dari ritual ketuk Ramadan. Adapun tradisi ini digelar mulai pukul 00.30 atau 01.00 dini hari hingga menjelang sahur.
Para warga pun akan senantiasa berkumpul untuk melihat beragam aksi seni budaya pada setiap akhir Ramadan ini. Selain sebagai penanda menyambut Lebaran, tradisi ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Selain itu, melalui tradisi ini masyarakat juga memiliki wadah untuk mempromosikan seni budaya tradisional Ujungpangkah. Bagi masyarakat Ujungpangkah, teadisi ritukan menjadi momen khusus untuk berkumpul dan menikmati 10 hari terakhir Ramadan.
Masyarakat menyebut tradisi ini hanya ada di Gresik. Oleh karena itu, tradisi ritukan akan terus ada dan dilestarikan agar tetap hidup.
Penulis: Resla Aknaita Chak