Liputan6.com, Jakarta - Berdiam diri dalam masjid dengan niat beribadah pada Allah SWT menjadi salah satu anjuran dalam upaya menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan. Berdiam diri atau i'tikaf ini memiliki makna tersendiri dalam momen penuh berkah ini, mengingat keutamaan dan pahalanya.
I'tikaf merupakan salah satu ibadah sunah yang dianjurkan dikerjakan saat bulan Ramadhan. Ibadah ini merupakan salah satu amalan yang rutin dilakukan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW terutama ketika memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Baca Juga
Hal itu disampaikan dai nasional KH.Syauqi Zainuddin MZ dalam acara Program Lenong Betawi Menunggu Buka Puasa Episode 26 yang ditayangkan akun Youtube Badan Kebudayaan Nasional PDI Perjuangan Senin (17/4/2023).
Advertisement
Menurut Syauqi, secara bahasa i'tikaf diartikan sebagai berdiam diri, sedangkan konteks i’tikaf secara agama adalah berdiam diri dan lebih mendekat diri kepada Allah, seperti yang dilakukan Baginda Nabi ketika 10 hari terakhir di bulan Ramadhan,
"Selama bulan Ramadhan, Nabi banyak menghabiskan waktunya di masjid daripada di rumah," katanya.
Ia menyebut I’tikaf berarti menggunakan waktu 10 hari terakhir di Bulan Ramadan untuk salat, membaca Al-Quran, berdzikir dan berdoa, serta menunaikan ibadah sunnah lainnya.
"Bukan dengan menghabiskan waktu ke mall, bergosip, dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan di Bulan Ramadhan," jelasnya.
Pria kelahiran 30 April 1979 ini mengungkapkan contoh yang disampaikan Baginda Nabi bahwa sebaik-baiknya manusia harus lebih baik dari kemarin. Jangan kita melakukan ibadah hanya rutinitas ritual saja, yang membuat kita tidak lagi menemukan esensi dari ibadah yang dilakukan.
"Makanya banyak orang yang rajin sholat tapi banyak juga melakukan dosa. Di sinilah penting bagi kita melakukan i’tikaf," kata KH.Syauqi Zainuddin MZ.
Ia menuturkan, i’tikaf bukan berarti berdiam diri saja namun I’tikaf yang wajib dilakukan baik di masjid ataupun di rumah pada saat Ramadan yakni dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Menurutnya i’tikaf dilalkukan sehabis tarawih dalan 10 hari terakhir Ramadhan. Hakikat dari i’tikaf adalah mengenal diri sendiri. Jika tidak mengenal diri sendiri maka akan kenal siapa akan kenal siapa Tuhan kita.
"Kita juga harus tahu hakikat hidup kita, kenali diri kita, dengan mengetahui darimana kita berasal, di mana kita sekarang dan kemana kita akan kembali?," ujarnya.