Sukses

Kemkominfo Edukasi Chip In Literasi Digital Untuk Masyarakat Komunitas Pendakwah

Dakwah tersebut bisa diakses oleh seluruh masyarakat di dunia, selama mereka terhubung dengan internet.

Liputan6.com, Jawa Tengah - Perkembangan akses internet saat ini menciptakan banyak fenomena menarik seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi. Artinya, saat ini internet dapat menunjang hampir seluruh kebutuhan hidup manusia, salah satunya digunakan untuk kebutuhan beragama.

Salah satu contoh, beberapa tokoh agama menjadikan internet sebagai media untuk berdakwah. Dakwah tersebut bisa diakses oleh seluruh masyarakat di dunia, selama mereka terhubung dengan internet.

Dengan perkembangan zaman ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mengedukasi masyarakat agar tetap menggunakan internet secara bijak. Sebab, meskipun internet bisa membantu, namun juga bisa memberikan dampak buruk.

Seperti halnya yang diatakan oleh Sekda Kota Salatiga, Wuri Pujiastuti. Dirinya mengatakan, bahwa kita harus mengikuti perkembangan di era digital ini. Akan tetapi, perlu diingat ibadah kita tetap harus nomor satu.

"Apalagi bulan ramadan seperti ini, jangan abaikan ibadah hanya gara-gara kecanduan internet. Jika berselancar di internet gunakan itu sebaik baiknya, salah satunya dengan mendengarkan dakwah," kata Wuri Pujiastuti.

Senada apa yang dikatakan Kadis Kominfo Kota Salatiga Budi Prasetiyono, beliau mengatakan bahwa penggunaan internet di indonesia saat ini hampir 275 juta pengguna. Data ini menunjukan betapa banyaknya pengguna internet di Indonesia.

"Dengan begitu, semua tinggal ada pada diri sendiri. kita harus memanfaatkan internet ini dengan baik dan bijak," kata Budi.

"Agama merupakan pondasi dalam kehidupan, sehingga betapa pentingnya manusia terus meningkatkan ilmu keagamaannya setiap waktu secara berkala melalui internet," ujarnya.

Menurutnya, agama mayoritas di Indonesia adalah agama Islam, dimana masyarakat pemeluk agama islam biasanya memperoleh ilmu pengetahuan agama melalui dakwah yang disampaikan oleh para tokoh agama.

Dengan begitu, dakwah melalui media digital yang biasa disebut dakwah digital sangat mudah dijangkau dimana saja dan kapan saja oleh para generasi milenial.

Dakwah digital sesuai dengan karakteristik masyarakat milenial yang sangat akrab dengan gadget. Salah satunya karena adanya media sosial.

"Seperti yang kita ketahui, pengguna media sosial sudah sangat banyak di kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa," imbuhnya.

Oleh karena itu, ini merupakan tantangan terbesar para pemuka agama untuk lebih kreatif dalam menyebarkan dakwah keagamaan saat ini. Para pemuka agama harus belajar mengikuti perkembangan informasi teknologi.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Paham Literasi Digital

Untuk memahami itu ada seseorang harus ada pemahaman tentang Literasi Digital Indonesia. Hal ini digunakan sebagai acuan dalam merancang kurikulum Program Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia 2020-2024.

Ada empat pilar yang menjadi bagian dari kerangka kerja pengembangan kurikulum Literasi Digital, yaitu:

Digital Skill

Digital Skill atau kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Digital Culture

Digital Culture atau budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.

Digital Ethics

Digital Ethics atau etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

Digital Safety

Digital Safety atau keamanan digital adalah kemampuan user (pengguna) dalam mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat pilar kerangka pengembangan kurikulum Literasi Digital ini digunakan sebagai pengukuran kognitif dan atraktif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

Akan tetapi, dua diantaranya merupakan aspek yang bersinggungan langsung dengan aktivitas dakwah di ruang digital. Dua aspek tersebut ialah Etika Digital dan Budaya Digital.

 

Â