Sukses

5 Plengkung Keraton Yogyakarta, Saksi Perjalanan Berbentuk Lengkungan

Dalam sejarahnya, terdapat lima pintu gerbang yang bagian atasnya berbentuk lengkungan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta memang memiliki banyak peninggalan sejarah di setiap sudutnya. Salah satu bukti peninggalan sejarah yang masih ada yakni keberadaan gerbang-gerbang keraton.

Gerbang yang biasa disebut gerbang plengkung keraton Yogyakarta ini merupakan pintu masuk ke dalam keraton. Dalam sejarahnya, terdapat lima pintu gerbang yang bagian atasnya berbentuk lengkungan. Oleh karena itu, gerbang-gerbang tersebut juga dijuluki plengkung.

Mengutip dari pariwisata.jogjakota.go.id, kelima plengkung tersebut di antaranya:

1. Plengkung Tarunasura

Plengkung Tarunasura terletak di sebelah timur Alun-alun Utara. Nama 'tarunosuro' diberikan kepada salah satu gerbang ini karena dahulu gerbang ini dijaga oleh para prajurit muda.

Saat ini, gerbang ini lebih dikenal dengan nama Plengkung Wijilan. Hal tersebut karena memang gerbang ini letaknya ada di daerah Wijilan.

2. Plengkung Madyasura

Plengkung Madyasura terletak di sisi timur Keraton Yogyakarta. Plengkung yang ditutup pada 23 Juni 1812 ini kini dikenal dengan nama Plengkung Buntet (tertutup).

Pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII, plengkung ini sempat dibongkar. Kemudian, plengkung tersebut diganti dengan gapura gerbang biasa.

 

2 dari 2 halaman

Plengkung Nirbaya

3. Plengkung Nirbaya

Plengkung Nirbaya berada di sebelah selatan Alun-alun Selatan. Nama 'nirbaya' berasal dari kata 'nir' dan 'baya'.

Kata 'nir' berarti tidak ada, sedangkan 'baya' berarti bahaya. Dengan demikian, plengkung ini bermakna tidak adanya bahaya yang mengancam.

Plengkung Nirbaya juga berfungsi sebagai pintu keluar bagi jenazah sultan dan keluarganya ketika akan dimakamkan. Saat ini, plengkung ini lebih dikenal dengan nama Plengkung Gading karena terletak di daerah Gading.

4. Plengkung Jagabaya

Penamaan Plengkung Jagabaya berasal dari bahasa Jawa 'jaga' dan 'baya'. Kata 'jaga' berarti menjaga, sedangkan 'baya' adalah bahaya.

Plengkung ini berada di sisi barat tembok benteng keraton atau di sebelah barat Pasar Ngasem dan Tamansari. Saat ini, Plengkung Jagabaya telah berubah menjadi gapura biasa dan dijuluki sebagai Plengkung Tamansari karena terletak di dekat Tamansari.

5. Plengkung Jagasura

Plengkung Jagasura terletak di sebelah barat Alun-alun Utara. Nama plengkung ini berasal dari kata 'jaga' dan 'sura'.

Kata 'jaga' berarti menjaga, sedangkan kata 'sura' berarti pemberani. Dahulu, plengkung ini dijaga oleh pasukan pemberani.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Video Terkini