Sukses

Divif 3 Kostrad Selidiki Kematian Janggal Serda Herdi yang Sebelumnya Dilaporkan Bunuh Diri

Mulanya Serda Muhammad Herdi Fitriansyah dilaporkan meninggal bunuh diri, namun keluar mendiang tak percaya lantaran melihat banyak luka di tubuh prajurit TNI tersebut.

Liputan6.com, Makassar - Pihak Divisi Infanteri 3 Kostrad akhirnya angkat bicara terkait kematian janggal anggota Yon Arhanud/16 Makassar Serda Muhammad Herdi Fitriansyah. Prajurit TNI itu sebelumnya dilaporkan meninggal dunia bunuh diri namun pihak keluarga tak percaya lantaran terdapat sejumlah luka lebam dan tulang rusuk patah di tubuh Herdi. 

Kepala Penerangan Divisi Infanteri 3 Kostrad, Letda Cpl Yogi mengatakan bahwa saat ini Polisi Militer Divisi Infanteri 3 Kostrad tengah menyelidiki kejadian tersebut. Dia juga membenarkan bahwa mulanya Serda Herdi dilaporkan meninggal dunia karena bunuh diri. 

"Masih dalam penyelidikan," kata Yogi kepada Liputan6.com, Senin (24/3/2023). 

Yogi juga mengaku bahwa POM Divif 3 Kostrad juga bekerja sama dengan POM Kodam XIV Hasanuddin untuk menyelediki dugaan penganiayaan yang diutarakan oleh keluarga Serda Muhammad Herdi Fitriansyah di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. 

"Karena berbagai keterbatasan kita juga bekerja sama dengan POM Dam," ucapnya. 

Yogi mengaku dirinya akan berkoordinasi dengan POM Divif 3 Kostrad dan POM Kodam XIV Hasanuddin untuk mengetahui kabar terkini sejauh mana penyelidikan kasus tersebut. 

"Saya koordinasikan dulu. Sekarang saya belum bisa komentar banyak, yang jelas sedang dalam penyelidikan," dia memungkasi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengakuan Pihak Keluarga

Sebelumnya, seorang prajurit TNI bernama Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20) yang bertugas di Yon Arhanud/16 Sula Bhuana Cakti di Makassar, Sulawesi Selatan diduga meninggal dunia tak wajar pada Jumat (14/4/2023) siang sekitar pukul 15.00 Wita, di tempat tugasnya di Makassar.

Hal ini membuat pihak keluarga yang berada di Kabupaten Tenggarong, Provinsi Kalimantan Timur curiga dengan kematian Serda Herdi. Pihak keluarga pun meminta agar jasadnya diautopsi ulang dilakukan.

Pihak keluarga menduga, dia mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan para seniornya, hingga mengakibatkan korban tewas.

Salah satu kerabat korban, Muhibin Ali menjelaskan, sebelum dikabarkan meninggalkan, korban sempat berkomunikasi dengan keluarganya yang berada di Kutai Kartanegara (Kukar), di hari yang sama sekitar pukul 11.00 Wita.

"Terakhir sempat telponan sama keluarganya. Lalu, sore harinya keluarga dapat kabar jika korban telah meninggal dunia," terang Ali, Sabtu (15/4/2023).

Pihak keluarga menilai ada sesuatu yang janggal dari kematian korban. Pasalnya, ditemukan sejumlah luka lebam, yang diduga berasal dari tidak kekerasan. "Ada beberapa hal yang janggal, sehingga keluarga meminta autopsi ulang," bebernya.

Kecurigaan keluarga semakin menguat karena sebelumnya korban kerap mengeluhkan kondisinya di tempat bertugas. Kepada keluarga korban mengatakan tertekan selama bertugas di Makassar.

"Keluarga menduga ada tekanan dari seniornya. Bahkan, korban sempat meminta agar bisa keluar dari satuannya,” sebutnya.

Sementara itu, jenazah korban akan menjalani autopsi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, mengingat belum ada fasilitas forensik di RSUD AM Parikesit Tenggarong.

"Sebelum autopsi, pihak keluarga juga telah lapor ke Denpom, dan Dandim 0906/Tenggarong mendukung penuh apa yang dilakukan keluarga," tandasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.