Sukses

Tahu Gejrot, Perpaduan Kuliner China dan Cirebon yang Jadi Camilan Para Saudagar

Camilan ini dibuat oleh para saudagar untuk disuguhkan kepada para buruh atau kaum pekerja.

Liputan6.com, Cirebon - Tahu gejrot merupakan salah satu makanan khas Cirebon yang sudah menyebar ke berbagai kota di Indonesia. Jajanan ini identik dengan kuah pedas yang digunakan untuk merendam tahu sebelum disantap.

Mengutip dari disbudpar.cirebonkota.go.id, tahu gejrot lahir dari perpaduan masakan China dan Cirebon. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, hadirnya tahu gejrot tak bisa dipisahkan dari keberadaan keturunan Tionghoa.

Tak bisa dipungkiri, masyarakat Tionghoa merupakan orang-orang yang memperkenalkan tahu di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug. Adapun nama 'tahu' berasal dari kata 'doufu' atau 'toufu' yang berarti kedelai yang terfermentasi.

Banyak masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah tersebut karena dekat dengan perairan, khususnya di sekitar Sungai Cisanggarung. Mereka memang membutuhkan tempat tinggal yang dekat perairan atau sungai karena kegiatan perekonomiannya masih menggunakan perahu.

Pada abad ke-18, masyarakat pun mulai mengenal tahu gejrot sebagai camilan. Camilan ini dibuat oleh para saudagar untuk disuguhkan kepada para buruh atau kaum pekerja.

Tahu gejrot kemudian mulai dikenalkan oleh para pedagang dari daerah Ciledug. Hingga akhirnya, para saudagar pun memperkenalkan tahu gejrot ke acara atau prosesi ritual klenteng Jamblang yang membuat camilan ini semakin terkenal hingga ke Jamblang. Para saudagar ini membawa tahu gejrot sebagai persembahan makanan pada tradisi tertentu.

Adapun tahu gejrot merupakan tahu yang disiram dengan kuah khas. Kuah tersebut merupakan campuran air gula merah yang telah diberi tambahan bumbu berupa bawang merah, bawang putih, cabe rawit, dan garam.

Tahu yang digunakan untuk membuat tahu gejrot adalah tahu kopong atau tahu gembos. Tahu tersebut dipotong kecil-kecil kemudian disiram dengan kuah khas yang telah diberi bumbu.

Kuah tersebut akan meresap ke dalam tahu dengan sempurna. Hal tersebut membuat tahu gejrot memiliki rasa yang manis, pedas, sekaligus gurih.

Menurut masyarakat setempat, nama tahu gejrot diambil dari cara para penjual membubuhkan ramuan air gula merah ke atas tahu. Air gula merah tersebut digejrotkan ke atas tahu yang sudah dipotong-potong di atas piring gerabah yang menimbulkan bunyi 'jrot-jrot'.

Pendapat lain menyebut, penamaan kuliner Cirebon tahu gejrot diambil ketika rasa pedas yang dihasilkan dari makanan tahu gejrot terasa 'ngagejrot' atau 'ngaguar'. Artinya, rasa pedas tahu gejrot begitu terasa.

Cerita lain justru menghubungkan penamaan tahu gejrot dengan peristiwa salah satu pedagangnya. Saat memikul dagangannya di jalan-jalan setapak yang licin, pedagang tersebut terjatuh dan mengakibatkan dagangannya 'ngagejrot' atau tumpah.

Kini, tahu gejrot Cirebon bisa dengan mudah ditemui di berbagai daerah. Para penjual biasanya membungkus tahu gejrot dengan plastik bening yang diletakkan di dalam cup plastik.

(Resla Aknaita Chak)