Sukses

Tari Topeng Betawi, Tarian Penolak Bala Tempo Dulu

Para penari biasanya mengenakan kebaya khas Betawi dengan kain yang diikatkan pada pinggul.

Liputan6.com, Jakarta - Tari topeng betawi merupakan salah satu kesenian asli Betawi. Kesenian ini terdiri dari seni lakon, seni tutur, dan tarian.

Umumnya, tarian ini mengangkat cerita sederhana dengan unsur komedi. Para penari biasanya mengenakan kebaya khas Betawi dengan kain yang diikatkan pada pinggul.

Mereka juga mengenakan mahkota warna-warni yang disebut kembang topeng. Sesuai namanya, para penari tersebut juga dilengkapi sebuah topeng yang menutupi wajah mereka.

Mengutip dari dinaskebudayaan.jakarta.go.id, topeng tersebut dikenakan tidak dengan cara diikat ke kepala, melainkan dengan cara digigit oleh di penari. Topeng yang digunakan biasanya memiliki desain bagian mata yang tertutup, hidung mancung, dan bibir yang berwarna merah.

Tarian ini umumnya dipertunjukkan saat ada hajatan tertentu. Selain sebagai hiburan dan seni pertunjukan, tarian ini juga bertujuan agar keluarga yang memiliki hajat dijauhkan dari malapetaka.

Hal ini juga berkaitan dengan sejarahnya. Pada masa lalu, masyarakat Betawi percaya tarian ini juga berfungsi sebagai penolak bala.

Warga yang menggelar hajatan akan mengundang kelompok kesenian tari topeng Betawi dengan harapan agar keluarganya terhindar dari bencana atau malapetaka. Namun, seiring berjalannya waktu, kepercayaan tersebut semakin luntur.

Meski demikian, beberapa masyarakat Betawi masih meyakini hal tersebut. Namun, memang tari topeng betawi kini cenderung hanya menjadi sebuah kesenian dan sarana hiburan dalam sebuah acara.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak