Liputan6.com, Papua - Rumah kariwari merupakan rumah tradisional Papua yang memiliki fungsi sebagai edukasi. Rumah ini hanya digunakan oleh laki-laki.
Rumah tradisional ini dihuni oleh Suku Tobati-Enggros yang tinggal di dekat Teluk Youtefa dan Danau Sentani. Rumah kariwari memiliki bentuk limas segi delapan dengan bermacam ornamen yang sarat budaya Papua, seperti lukisan, ukiran, hingga patung.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, menjadi area tempat pendidikan, rumah ini umumnya digunakan selama lima bulan. Selama waktu tersebut, keluarga tidak diperkenankan berkunjung. Bahkan, saat ada yang sakit atau meninggal, pihak keluarga hanya sebatas diberi kabar saja dan tidak perbolehkan untuk melihat jasadnya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, beberapa hal yang diperlajari di rumah kariwari adalah ilmu berperang, ilmu membuat panah, ilmu mengobati orang sakit, serta ilmu meminta hujan, guntur, dan cara menghentikannya. Selain itu, mereka juga diajari cara berburu secara tradisional.
Setelah mengikuti pendidikan dan dinyatakan berhasil, pihak keluarga akan melangsungkan upacara pembebasan untuk anak atau saudara mereka tersebut. Namun, yang berhak melakukan upacara penyambutan adalah para wanita yang sudah berusia tua.
Para laki-laki yang telah lulus menimba ilmu di rumah kariwari pun bisa mempraktikkan ilmu yang sudah didapatkannya selama lima bulan. Keterampilan tersebut akan berguna saat dewasa untuk mencari penghidupan atau nafkah, bertanggung jawab pada keluarga, dan lainnya.
Rumah kariwari memang tidak diperuntukkan sebagai tempat tinggal warga, melainkan hanya sebagai rumah ibadah atau pusat kegiatan spiritual Suku Tobati-Enggros. Fungsi lainnya tentu saja sebagai pusat aktivitas pendidikan bagi remaja laki-laki Suku Tobati-Enggros.
(Resla Aknaita Chak)