Sukses

Ini Strategi Pemkab Sukoharjo Lakukan Percepatan Penurunan Stunting

Kabupaten Sukoharjo masih memiliki angka stunting tinggi, meminimalisir pertumbuhan stunting di wilayah Kota Jamu itu Pemerintah daerah menggelar Rembuk Stunting Festival.

Liputan6.com, Sukoharjo - Sukoharjo masih mencatatkan angka prevalensi stunting yang lumayan tinggi dalam persentase 6,72 persen, wilayah Kecamatan Polokarto menjadi daerah penyumbang tertinggi stunting di daerah yang dikenal dengan Kota Jamu tersebut. Untuk menekan angka stunting di wilayah itu berbagai pihak mulai digencarkan untuk turut berperan aktif dalam penanganan stunting.

Salah satunya dengan menggelar kegiatan "Rembuk Stunting Festival" yang digelar di The Park Mall Solo Baru, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bekerja sama dengan stakeholder terkait berharap festival itu membawa dampak baik untuk penurunan stunting di Kabupaten Sukoharjo.

Rembug Stunting Festival tersebut melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas PPKBP3A, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan juga Dinas Sosial serta The Park Mall Solo Baru.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani menyebut 'Rembug Stunting festival' baru pertama kali diadakan di Sukoharjo, sekaligus di tingkat nasional. Menurutnya, dengan bekerja sama dari semua sektor pemerintah dan juga swasta pihaknya mengajak semua terlibat dalam penanganan stunting, khususnya di wilayah Sukoharjo.

"Rembug Stunting Festival ini percontohan nasional dan pertama kali diadakan di Sukoharjo. Kegiatan ini terdiri dari sosialisasi kepada pengunjung mal, dan juga ada talkshow dari stakeholder terkait," ujar dia di The Park Mall, Minggu (7/5/2023).

 

2 dari 2 halaman

Capai 8,10 Persen

Sementara itu, Kepala Bidang kesehatan Dinas Kesehatan Sukoharjo, Sri Haryanti mengatakan bahwa angka stunting di Sukoharjo berada di 6,72 persen, dan menyebut Desa Mranggen menjadi daerah tertinggi dengan data 98 penderita stunting. 

Dirinya menjelaskan Kabupaten Sukoharjo pernah mencapai angka 8,10 persen mengacu pada data penimbangan di posyandu pada tahun 2022 lalu lebih tinggi dari tahun 2021 yang hanya mencapai 7,11 persen. "Festival stunting ini salah satu cara sosialisasi, talkshow untuk ibu-ibu hamil, untuk remaja agar terhindar dari anemia, dan juga cara pola asuh anak," tutur dia.

Sementara itu, Business and Marketing Director The Park, Danny Johannes menjelaskan alasan pihaknya mau terlibat dalam penanganan stunting tersebut. Menurutnya melalui CSR pihaknya bekerja sama dengan pemda dan pihak swasta lainnya dengan menyediakan tempat, dan team khusus untuk mendukung kegiatan dari awal hingga akhir. 

"Sejak hari pertama festival digelar kami sangat bersyukur pengunjung yang hadir di mal ini otomatis naik dratis. Per hari kenaikan pengunjung mencapai 300-500 orang datang untuk mengikuti kegiatan sekaliagus berbelanja," ujar Danny.

Danny menjelaskan pihaknya melihat angka stunting di Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu penyumbang tinggi stunting di wilayah Jawa Tengah (Jateng) pihaknya menginisiasi terselenggaranya festival stunting tersebut untuk membuat kawasan Sukoharjo menjadi zero (0) stunting. 

"Kami yang menginisiasi kegiatan ini, kami juga tidak memungut (biaya) apapun pada stan-stan yang berdiri di acara ini. Kami ingin berperan dalam percepatan penurunan stunting," tutur dia.