Sukses

Mengenal Kori Kamandungan, Peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Kori kamandungan terbagi ke dalam tiga bagian, yakni kiri, tengah, dan kanan.

Liputan6.com, Solo - Kori kamandungan merupakan pintu masuk utama yang dilewati saat akan memasuki kawasan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pintu ini merupakan bangunan cagar budaya yang lekat dengan makna dan sejarah.

Mengutip dari surakarta.go.id, Kori Kamandungan dibangun pada masa pemerintahan S.I.S.K Susuhunan Pakubuwono II. Pada 10 Oktober 1819, Pakubuwono IV memperindah bangunan ini, tetapi tidak tuntas karena beliau wafat.

Selanjutnya, pembangunan untuk memperindah Kori Kamandungan diteruskan oleh Pakubuwono V hingga IX. Bangunan tersebut kemudian disempurnakan oleh Pakubuwono X.

Kori Kamandungan terbagi ke dalam tiga bagian, yakni kiri, tengah, dan kanan. Bangunan ini memiliki bentuk kupu tarung dan dapur semar tinandu. Adapun pada bagian atas kiri dan kanan bangunan ini berbentuk melengkung.

Masing-masing bagian kori ini memiliki lebar yang berbeda. Bagian kiri memiliki lebar sekitar 2,10 meter, bagian tengah berukuran sekitar 2,67 meter, sedangkan bagian kanan berukuran sekitar 2,30 meter.

Bangunan Kori Kamandungan yang besar menunjukkan bahwa raja dan keraton menyimpan kewibawaan, keagungan, dan kemegahan di dalamnya. Sementara itu, bangunan ini juga dihiasi pahatan berupa keris berwarangka ladrang gaya Solo.

Pahatan tersebut berada tepat di atas pintu. Pahatan tersebut juga berada di antara lambang Keraton Kasunanan.

Hal menarik lainnya adalah adanya cermin besar yang berada di pintu tersebut. Keberadaan cermin tersebut memiliki makna siapapun yang hendak memasuki kawasan istana, sebaiknya berhenti sejenak untuk bercermin dan mengoreksi diri.

Cermin tersebut juga menjadi pengingat bagi setiap orang agar selalu bercermin sebelum bertindak dan bertingkah laku. Terlepas dari segala filosofi pada bangunan ini, fungsi utama kori kamandungan adalah sebagai pintu utama yang menghubungkan bagian dalam keraton dan bagian luar keraton yang melalui ruang antara halaman Sri Manganti.

Pintu ini juga sebagai penghubung bangsal di sisi barat dan timur halaman sri manganti dengan halaman kamandungan. Fungsi lain kori kamandungan yakni sebagai tempat menghadap abdi dalem Jajar Mandung golongan Keparak dan sebagai tempat para abdi dalem berjaga (mandung), baik di luar maupun di dalam keraton.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak