Liputan6.com, Papua - Manafi merupakan makanan tradisional masyarakat Napan dan Yaur, Papua. Makanan yang terbuat dari sagu ini biasanya hadir di setiap acara-acara tertentu.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, masyarakat Napan biasa menyebut sagu dengan nama 'fi', sedangkan masyarakat Yaur menyebutnya dengan 'moore'. Bagi masyarakat Papua, sagu memang merupakan salah satu makanan pokok.
Sagu dan berbagai olahannya juga senantiasa ada di setiap upacara adat masyarakat Napan dan masyarakat Yaur. Sagu tersebut diolah menjadi beragam makanan dan dipadukan dengan berbagai bahan lainnya, mulai dari buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, daging babi, ikan, udang, daging penyu, hingga siput laut.
Advertisement
Baca Juga
Masyarakat Napan dan masyarakat Yaur tidak mengenal bakar batu sebagai cara mengolah makanan. Mereka biasanya mengolah makanan dengan cara dipanggang di atas bara atau diasar dan direbus.
Manafi biasanya disajikan saat ritual airara, yakni ritual penjemputan tamu atau masyarakat yang telah lama meninggalkan kampung. Pada ritual ini, biasanya makanan digantung pada sepotong kayu sepanjang 1 meter.
Makanan tersebut digantung bersama pinang, siri, pisang, dan lainnya. Kemudian, diserahkan kepada tamu atau masyarakat yang baru datang.
Manafi dibuat dari beberapa bahan, seperti tepung sagu, daging babi, daging penyu, dan daun nipah, nasi, atau rotan. Tepung sagu yang sudah disiapkan dicampur dengan daging babi dan daging penyu yang sudah dicuci bersih.
Selanjutnya, semua bahan yang telah tercampur dimasukan ke dalam daun. Manafi kemudian diolah dengan cara diasar di atas perapian.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak