Sukses

Tak Punya Dokter Spesialis Jantung, RSUD MM Dunda Limboto Jadi Sorotan

Oleh pihak rumah sakit, warga tersebut dirujuk ke RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan alasan tidak memiliki dokter jantung.

Liputan6.com, Gorontalo - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo soroti kinerja manajemen RSUD MM Dunda Limboto. Sebab, rumah sakit rujukan itu tidak mampu memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat.

Pelayanan yang dinilai asal-asalan itu terkuak saat ada warga yang masuk RSUD MM Dunda Limboto yang mengidap jantung. Oleh pihak rumah sakit, Warga tersebut dirujuk ke RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan alasan tidak memiliki dokter jantung.

Lantas informasi itu sampai ke telinga Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Syam T Ase. Menurutnya, seharusnya rumah sakit rujukan harus memiliki dokter spesialis, apalagi penyakit yang harus memerlukan penanganan serius.

"Saya sangat menyayangkan kalau RS rujukan tidak memiliki dokter ahli jantung. Warga saya harus dirujuk ke RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan alasan tidak memiliki dokter. Ini kan sangat menyedihkan," kata Syam T Ase.

"Kalau RSUD Ainun Habibie yang tidak memiliki dokter jantung itu hal yang wajar, sebab RS baru tipe C,” dia menambahkan.

Tak hanya itu, Syam juga turut mempertanyakan pengadaan alat-alat medis khusus jantung yang telah dilakukan oleh manajemen RSUD MM Dunda Limboto.

"Setahu saya setiap tahun itu ada pengadaan alat-alat kesehatan termasuk alat khusus jantung, nah kalau alatnya ada lalu dokternya tidak ada ini kan jadi mubazir," tegasnya.

"Kondisi ini harus kita seriusi karena warga saya mengalami sendiri, jangan sampai ada masyarakat lain mengalami hal serupa," imbuhnya.

Direktur RSUD MM Dunda Limboto, dr Alaludin Lapananda saat dikonfirmasi mengaku mengapresiasi sorotan yang dilontarkan oleh Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Syam T Ase.

Menurut Alaludin, kritikan Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo merupakan pengingat dan spirit bagi manajemen Rumah Sakit (RS) untuk melakukan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.

"Kami mengapresiasi kritikan Ketua DPRD, ini akan menjadi semangat bahwa prioritas layanan itu harus diutamakan," kata Alaludin.

Alaludin mengungkapkan, sebelumnya RSUD MM Dunda memiliki dokter spesialis penyakit jantung. Dokter tersebut adalah, dr Rizal Al Idrus. Namun, kontrak yang bersangkutan telah berakhir pada Desember 2022.

"Untuk bulan Januari kita sudah tawarkan kerja sama kembali, akan tetapi sampai akhir Januari beliau belum menandatangani kerja sama tersebut," ia menandaskan.