Sukses

M Nuh Beberkan Manfaat Luar Biasa Wakaf Perguruan Tinggi untuk Kemajuan Pendidikan

Perguruan tinggi terutama Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) di Indonesia didorong mampu memberikan kontribusi pada wakaf uang atau dana abadi, untuk dikelola dan bertujuan dalam pengembangan kampus.

Liputan6.com, Medan Perguruan tinggi terutama Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH) di Indonesia didorong mampu memberikan kontribusi pada wakaf uang atau dana abadi, untuk dikelola dan bertujuan dalam pengembangan kampus.

Dorongan disampaikan Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Prof. Muhammad Nuh, dalam acara BWI Goes to Campus di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU), Kota Medan.

Dijelaskan M Nuh, perguruan tinggi memiliki potensi besar dalam mengumpulkan dan mengelola wakaf bersama BWI, sehingga dapat memberikan dampak baik dalam peningkatan kualitas pendidikan.

"Perguruan tinggi tidak bisa dihitung, karena sangat banyak. Wakaf bisa berupa tanah, ada wakaf uang. Kalau digali, dasyat luar biasa," jelasnya, Selasa (16/5/2023).

Diterangkan M Nuh, saat ini BWI mengelola wakaf dari sejumlah universitas yang berstatus PTN BH di Indonesia, yaitu sekitar Rp 700 miliar. Jumlah ini memberikan potensi besar wakaf yang bisa dikelola bersama.

"Berapa jumlah universitas kita di Indonesia? Ribuan," ujarnya.

 

2 dari 4 halaman

Manfaat Wakaf

Diungkapkan M Nuh, melalui BWI Goes to Campus, pihaknya menyadarkan mahasiswa hingga civitas perguruan tinggi mengenai manfaat luar biasa dari wakaf. Apalagi untuk kepentingan dan kemajuan PTN.

"Kita juga memberikan pemahaman secara luas tentang wakaf," ungkap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Tentang kesadaran dana abadi, tidak boleh dibagi. Tapi, keuntungan yang bisa dibagikan. Contohnya, wakaf ayam dipotong, habis. Tahun depan di wakaf, potong lagi, habis. Tapi, ayamnya diternakkan dan telurnya boleh dibagi. Sehingga setiap tahun harta wakaf bertambah-tambah," M Nuh mencontohkan.

Disebutkan M Nuh, BWI menargetkan pada 2023 pengelolaan wakaf dari PTN BH bisa menembus Rp 1 triliun. Untuk mencapai target, tingkat kesadaran untuk berwakaf terus digalakkan secara khusus di universitas dan secara umum di kalangan masyarakat.

"Kami ingin memberikan perhatian khusus perguruan tinggi. Karena, perguruan tinggi bisa tumbuh baik kalau ada dana abadi. Tidak mengandalkan dana SPP semata saja, tapi ada dana abadi," sebutnya.

3 dari 4 halaman

Sasaran BWI untuk Wakaf

Dijelaskan M Nuh, sasaran dilakukan BWI untuk wakaf tersebut, kenapa perguruan tinggi berstatus PTN BH, karena sudah diberikan otonomi dalam bidang perguruan tinggi, otonomi di bidang keuangan, otonomi di bidang tata kelola sumber daya.

"Sehingga bisa menyisihkan untuk dana abadi, dan seterusnya dikelola. Seperti USU, ada dana abadi. Pengelolaan kebun, dan seterusnya. Kalau itu semakin besar, bisa leluasa untuk mengembangkan perguruan tinggi itu," jelasnya.

Saat ini di Indonesia ada 21 PTN berstatus PTN BH. BWI akan mengajak kerja sama 10 hingga 15 PTN, agar dapat dimulai pengembangan dana abadinya dari perwakafan tersebut.

"ITS, IPB, ITB, sebentar lagi di USU, UNP Padang, UNHAS. Karena sadar betul dana abadi itu, manfaatnya bisa digunakan untuk perkembangan kampus, memberikan bantuan atau beasiswa kepada mahasiswa kurang mampu dan manfaat lainnya," Nuh menuturkan.

4 dari 4 halaman

Mahasiswa Jadi Agen Perubahan

Wakil Rektor (WR) III USU, Prof. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, mengapresiasi apa yang dilakukan BWI, dan mengucap terima kasih sudah hadir di Kampus USU melalui BWI Goes to Campus.

"Kita harapkan mahasiswa menjadi agen perubahan, dan memberikan pemahaman tentang wakaf kepada masyarakat," Poppy menyampaikan.

BWI Goes to Campus juga dihadiri Rekor USU, Prof. Muryanto Amin bersama jajaran USU. Dalam acara ini juga dilantik duta mahasiswa wakaf dari berbagai perguruan tinggi di Kota Medan.