Liputan6.com, Aceh - PT Brantas Abipraya (Persero) yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembangunan Bendungan Keureuto selesai tahun depan. Saat ini bendungan yang berlokasi di Kabupaten Aceh Utara ini memiliki progres fisik sebesar 74.77 persen.
Merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), bendungan yang ditargetkan tuntas pada akhir 2023 ini memiliki fungsi utama bendungan yaitu menampung air dari Sungai Krueng Keureuto. “Bendungan Keureuto berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik, jadi nantinya bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara,” ujar Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.
Baca Juga
Toha menambahkan, Bendungan Keureuto juga akan difungsikan untuk menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektar. Sehingga dapat dipastikan kebutuhan air bagi masyarakat di sekitar Bendungan Keureuto dapat terpenuhi.
Advertisement
Bukannya tanpa alasan, bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik. Di samping itu Abipraya yang merupakan BUMN Karya champion di infrastruktur air khususnya bendungan juga membangun fasilitas yang menjadi nilai tambah Keureuto.
Bendungan yang bakal menjadi bendungan terbesar di Sumatera ini nantinya juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW. Diharapkan dengan adanya bendungan ini dapat turut menyokong produktivitas irigasi di Aceh Utara dan sekitar.
Sebagai informasi tambahan, selain sedang mengerjakan Bendungan Keureuto, Brantas Abipraya juga sedang mengerjakan beberapa proyek bendungan dan irigasi yang termasuk dalam PSN, yang lokasinya tersebar di tanah air.
Diantaranya Bendungan Sepaku Semoi yang merupakan bendungan penopang air baku dan ketahanan pangan di IKN, Kalimantan Timur, bendungan tertinggi di Indonesia yaitu Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah, Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Jragung di Jawa Tengah dan beberapa pekerjaan infrastruktur sumber daya air (SDA).
Kemarau Panjang dan Banjir
Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan yang dibangun Brantas Abipraya, karya infrastruktur sumber daya air yang sedang dikerjakan dan telah dirampungkan ini adalah jawaban dari tantangan climate change atau perubahan iklim yang dihadapi saat ini.
Seperti diketahui hal ini membuat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan dan curah hujan tinggi yang dapat mendatangkan banjir.
Tak hanya membesut bendungan-bendungan dengan infrastruktur yang unggul, lewat anak usahanya yaitu Brantas Energi, Brantas Abipraya turut mendukung pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia melalui pembangunan dan pengoperasian beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Pembangunan bendungan dan pembangkit listrik menjadi sangat penting, inipun merupakan komitmen Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat," tutup Toha.
Advertisement