Liputan6.com, Yogyakarta - Wajik merupakan salah satu jajanan tradisional khas Indonesia. Setiap tempat atau daerah di Indonesia, memiliki julukan tersendiri untuk jajanan ini.
Masyarakat Jawa biasa menyebutnya dengan nama wajik. Begitu pula dengan masyarakat Kabupaten Banjar.
Mengutip dari disbudporapar.banjarkab.go.id, di Kabupaten Banjar dan sekitarnya biasa menyebut jajanan bertekstur lengket ini dengan sebutan wajik atau ketan wajik. Disebut demikian karena jajanan ini dibuat dari ketan sebagai bahan dasarnya.
Advertisement
Dari sekian banyak jenis wajik di Indonesia, wajik dari ketan menjadi salah satu jenis wajik yang paling dikenal. Tak hanya di dalam negeri, bahkan jajanan ini juga terkenal di negara tetangga.
Wajik ketan terbuat dari beras ketan yang dikukus kemudian dimasak dengan campuran santan dan gula. Bahan-bahan tersebut dimasak hingga berminyak dan terasa lembut.
Baca Juga
Adapun gula yang digunakan pada wajik jenis ini biasanya adalah gula merah. Gula merah juga berfungsi sebagai 'pewarna' alami pada wajik, sehingga wajik memiliki tampilan berwarna cokelat.
Salah satu bahan kuliner nusantara yang memberikan aroma harum ini adalah daun pandan. Aroma daun pandan menambah kenikmatan bagi jajanan tradisional ini.
Setelah diolah, wajik kemudian dipotong sesuai dengan keinginan pembuatnya. Umumnya, wajik dipotong dengan bentuk persegi, belah ketupat, atau jajar genjang.
Bentuk belah ketupat atau jajar genjang inilah yang oleh orang Banjar biasa disebut bentuk wajik. Dari sana pula nama wajik kemudian digunakan sebagai julukan untuk jajanan ini.
Soal rasa, wajik memiliki cita rasa yang manis dengan tekstur lengket. Karena terbuat dari beras ketan, wajik juga bisa menjadi pengganjal perut pada sore hari.
Selain dijual di pasar maupun di penjual khusus jajanan pasar, wajik juga sering hadir dalam hajatan-hajatan penting. Teksturnya yang lengket melambangkan silaturahmi antarmasyarakat yang begitu erat.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak