Liputan6.com, Kendari - Sejumlah pengusaha pertambangan di Konawe Utara, mengeluhkan ulah sejumlah oknum TNI Angkatan Darat, menutup sementara pelabuhan tambang (jetty) di wilayah Desa Marombo Kecamatan Lasolo Kepulauan Kabupaten Konawe Utara. Aksi ini, dilakukan Sabtu (20/5/2023).
Kesembilan pelabuhan ini yakni, Pelabuhan PT Tristaco, PT Unaaha Bakti Persada, PT Bososi, PT Bosowa dan PT Apolo. Sisanya, pelabuhan rakyat di sepanjang pesisir Kecamatan Marombo.
Pelabuhan-pelabuhan ini sudah mengantongi izin terminal khusus dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Beberapa diantaranya, memiliki izin terminal umum.
Advertisement
Menurut Humas PT Tristaco dan UBP Aguslan Lapobende, awalnya pihaknya didatangi sejumlah oknum anggota TNI Konawe Utara. Menurut mereka, Komandan Korem 143 Halu Oleo dan Dandim 1430 Konawe Utara, memerintahkan anak buahnya menutup Jetty.
Baca Juga
"Alasannya, tidak mau menyetor koordinasi," kata Aguslan.
Dasar penutupan oleh oknum TNI ini disesalkan. Aguslan juga sempat menanyakan undang-undang yang mengatur hal ini.
"Kata mereka, sebelum menghubungi Danrem dan Dandim dan Pasi Intel Korem (Sundoyo) jangan dulu beraktivitas," kata Aguslan.
 Dia meminta kepada panglima TNI agar menindak tegas anggotanya.
"Kami ini resmi, sedangkan jetty masyarakat yang memuat ore tidak jelas justru bisa beroperasi," katanya.
Diketahui, wilayah Desa Marombo merupakan salah satu pesisir di Konawe Utara, dengan banyak pelabuhan tambang yang dikuasai warga dan perusahaan pertambangan resmi. Saat ini, operasi pertambangan di wilayah ini mendapat pengawalan polisi dan anggota TNI di Sulawesi Tenggara. Â
Â
TNI Menjawab
Korem 143 Halu Oleo memberikan klarifikasi terhadap keluhan pengusaha. Plh Kapenrem 143 Halu Oleo Kendari Lettu Inf Rusmin Ismail menyatakan, sudah mendapat informasi terkait hal ini.
Dia menegaskan, tidak ada penutupan pelabuhan di Marombo. TNI justru turun ke lokasi menugaskan mencari oknum yang selama ini mengatasnamakan Danrem 143 Halu Oleo dalam beberapa aktivitas pertambangan di Konawe Utara.
"Tidak ada penutupan jetty, aktivitas berjalan seperti biasa," kata Rusmin.
Dia memastikan, saat ini pihaknya terus mengawasi aktivitas pertambangan sehingga berjalan sesuai aturan dan ketentuan hukum yang berlaku.
Pihaknya juga mengimbau, agar seluruh pelaku pertambangan bisa bekerjasama dengan aparat TNI sehingga semua bisa berjalan dengan aman dan tertib.
Â
Advertisement