Sukses

Unik, Kompetisi Sepak Bola Tarkam Jadi Ajang Pencarian Bibit Unggul di Solo Raya

Tarkam dijadikan ajang pencarian bakat atlet profesional di Kabupaten Sukoharjo.

Liputan6.com, Sukoharjo - Turnamen sepak bola antar kampung (tarkam) ternyata bisa dijadikan ajang pencarian bakat atlet si kulit bundar. Hal itu yang terjadi pada turnamen tarkam Sapto Cup. Ajang sepak bola tarkam yang digelar Wakil DPRD Sukoharjo Eko Sapto Purnomo itu juga menjadi ajang pencarian bakat di lapangan hijau. 

Pertandingan yang digelar beberapa saat lalu di Lapangan Desa Klumprit, Kecamatan Mojolaban itu menggunakan sistem trofeo dan diikuti oleh beberapa klub lokal terbaik di Sukoharjo dan sekitarnya.

"Sebelum dimulai Sapto Cup 4 ini digelar pertandingan trofeo sendiri diikuti empat tim, PS Pemda Sukoharjo, Persiharjo All Star, official tournament Sapto Cup ke-4 ini. Ada 16 tim pesertanya, dan pemain yang moncer di Sapto Cup banyak dilirik klub profesional," kata Eko di Sukoharjo, Selasa (23/5/2023).

Menariknya lagi, lapangan di desa Klumprit tersebut memiliki lapangan dengan standar liga 2. Bagaimana tidak, rumput di lapangan tersebut benar-benar terawat dan memang disiapkan untuk disewakan, tak sedikit klub profesional yang menyewa lapangan tersebut untuk digunakan untuk mereka latihan atau laga uji coba.

2 dari 2 halaman

Bibit Unggul Pesepakbola dari Kampung

Seperti yang diungkapkan oleh Marsono, penggagas tournament Sapto Cup, 16 tim yang menjadi peserta ajang tersebut berasal dari kawasan Solo Raya yaitu dari Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, dan juga Surakarata.

Meski turnamen itu rutin dilakukan sejak tahun 2016, tetapi kemudian sempat terhenti karena adanya pandemi Covid-19, Marsono berharap suksesnya event tersebut dapat membangkitkan kembali wisata olahraga atau sports tourism.

"Semoga ke depan semakin banyak pihak yang menggunakan lapangan Desa Klumprit ini. Tentunya potensi sports tourismnya juga berputar ketika ada kegiatan keolahragaan di sini," tutur Marsono.

Ia menyebut meski ajang tersebut hanya sekelas tarkam, namun pemain yang berlaga dalam ajang sepak bola itu berasal dari pemain-pemain yang berlaga di kompetisi Liga 2 dan Liga 3. 

Ade Kristian (30), slaah satu pemain klub Gitar Tua yang menjuarai turnamen Sapto Cup tersebut mengaku ajang tarkam Sapto Cup memang menjadi batu loncatan untuk para pemain yang tengah libur berkompetisi. 

"Ini pengalaman luar biasa, lapangan seperti ini lapangan sekelas liga 2, bahkan saya yang main di liga 3 jarang menemukan lapangan seperti ini. penonton luar biasa, semoga ke depan ada event-event seperti ini," ujarnya.

Di sisi lain, ajang tersebut memang menjadi ajang mengukir prestasi untuk berkarier di sepak bola Liga 1, 2, dan 3, banyak dari mereka yang kemudian dilirik klub-klub untuk diajak bergabung.

"Tarkam ini dapat menciptakan generasi baru untuk liga profesional. Semoga ke depan semakin banyak tarkam yang digelar, agar pemain seperti kami yang tidak ada kompetisi ini bisa main bola lagi," pungkasnya.