Sukses

Kasus HIV dan Sifilis di Indonesia Meningkat, Ini Penyebabnya Menurut Pakar UGM

Kasus HIV Sifilis di Indonesia tahun ini naik. Pakar UGM menyebut kenaikan kasus seksual ini karena beberapa hal. Apakah itu?

Liputan6.com, Yogyakarta Tahun ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan peningkatan kasus penyakit menular seksual yaitu HIV dan sifilis. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Departemen Dermatologi dan Venereologi FKKMK UGM, Satiti Retno Pudjiati mengatakan kenaikan kasus infeksi menular seksual ini berkaitan dengan program skrining terhadap kelompok rentan HIV maupun sifilis yang juga meningkat.

"Kemenkes memiliki program triple eliminasi yang harus diatasi untuk ibu hamil yaitu HIV, sifilis, dan Hepatitis B. Nah peningkatan kasus ini karena ada peningkatan skrining oleh pemerintah secara proaktif beberapa tahun lalu. Jadi kesannya naik karena dulu tidak ada skrining," paparnya, beberapa waktu lalu.

Upaya skrining oleh pemerintah itu untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan Hepatitis B dari ibu ke janin yang dikandung. Harapannya, skrining sejak dini ini dapat mencegah infeksi pada bayi.

"Ketiga penyakit ini menular lewat darah dan dikhawatirkan jika jumlah kuman di ibu banyak bisa menular ke janin," jelasnya.

Infeksi sifilis pada bayi ini dapat berakibat kecacatan pada organ hingga kematian. Begitu juga dengan hepatitis B dapat meningkatkan kematian pada bayi, sementara infeksi HIV menjadikan bayi mudah sakit atau rentan terhadap berbagai infeksi karena lemahnya kekebalan tubuh.

Satiti menjelaskan upaya skrining dengan melakukan tes dapat dilakukan di berbagai layanan kesehatan Tanah Air secara gratis. Selain ibu hamil, kelompok rentan lain seperti Pekerja Seks Komersial, lelaki seks dengan lelaki juga perlu melakukan skrining penyakit menular seksual.

"Mengimbau ke masyarakat untuk menghindari perilaku seksual berisiko dan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Sebab, penyakit menular seksual penularan utamanya melalui kontak seksual," dia menandaskan.

Â