Liputan6.com, Gorontalo - Sebagian besar warga Kecamatan Pinogu masih menggunakan kayu bakar saat memasak. Sebab, kecamatan di ujung timur Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo ini, masih belum merasakan mudahnya mendapatkan tabung gas Elpiji 3 kilogram.
Selain sulit ditemukan, harga yang begitu mahal membuat warga tetap betah memasak dengan kayu bakar. Bayangkan saja, harga gas elpiji tabung 3 kilogram di Kecamatan ini berada di harga Rp75 Ribu.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun ada pangkalan gas elpiji, tabung tersebut tetap saja mahal. Kecamatan yang terdiri dari lima Desa tersebut, sepertinya jauh dari pengawasan pemerintah dan kerap kali diabaikan.
"Mereka tetap masak pakai kayu bakar, meskipun ada tabung dijual tapi harganya mahal," kata Gusti salah satu warga Pinogu.
Menurut Gusti, mahalnya tabung gas elpiji tiga kilogram tersebut dikarenakan akses yang begitu jauh. Belum lagi, akses satu- satunya menuju pinogu hanaya menggunakan trasportasi ojek.
"Mungkin itu yang membuat mahal, tapi kalau memang tidak bisa dijual dengan harga HET, kanapa pemerintah adakan pangkalan di tempat ini," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu tukang ojek Pinogu yang enggan menyebutkan namanya membenarkan jika harga gas elpiji di wilayah itu berada di kisaran Rp75 ribu hingga Rp80 ribu per tabung.
"Kalau tidak salah, tabung gas Elpiji dijual Rp75 ribu, meskipun itu di pangkalan. Karena memang medan pengangkut sangat sulit, maka itulah mengapa dia mahal," ujarnya
Pantauan Liputan6.com di lokasi, salah satu pagkalan di Kecamatan Pinogu bahwa tertulis Harga Eceran Tertinggi tabung gas Elpiji di harga Rp20 ribu per tabung. Namun, dengan kenyataan yang ada, tabung gas elpiji di wilayah ini masih begitu mahal.
Communication & Relations PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Muhammad Iqbal Hidayatulloh mengatakan, jika elpiji dijual mahal tergantung posisi dijual di mana.
"Kalau itu dijual di level pengecer, itu sudah ranahnya Disperindag untuk ambil tindakan," kata Iqbal Hidayatulloh.
"Kalau itu posisinya ada di level agen dan pangkalan, itu harus dilaporkan ke kami untuk investigasi," ia menandaskan.
Â
Simak juga video pilihan berikut:
Akses Menuju Pinogu
Dibutuhkan fisik yang prima jika hendak turun dan menuju ke kawasan Pinogu. Selain letaknya yang terpencil, akses jalan yang rusak dan terjal menuju kecamatan itu semakin mempersulit warga yang lewat, apalagi saat musim hujan.
Pohon tumbang dan tanah longsor sesekali menjadi ancaman bagi mereka warga Pinogu saat pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan. Belum lagi, binatang buas yang ada di hutan TNBNW, bisa membahayakan nyawa mereka.
"Musim hujan memang menjadi salah satu tantangan bagi kami. Jalan yang rusak yang berlumpur menjadi tantangan berat kami," kata Andi salah satu warga Pinogu
"Biasanya kalau hujan terus-menerus, jalan akan longsor dan bisa jadi mengancam kami yang melintas. Kami berharap pemerintah jangan hanya diam," tuturnya.
Untuk pergi ke Pinogu terdapat dua alternatif transportasi ke daerah itu. Berjalan kaki dan menyewa jasa ojek dengan motor yang sudah dimodifikasi khusus. Sementara kendaraan roda empat sama sekali tak bisa melintas.
Jika ingin berjalan kaki ke Pinogu, dibutuhkan waktu selama 8 jam dengan melintasi belantara hutan. Waktu tempuh bisa lebih lama jika pejalan kaki banyak beristirahat selama perjalanan.
Sementara untuk naik ojek, transportasi alternatif satu-satunya bila ingin tiba lebih cepat ke Pinogu. Namun, tarif sewa ojek tersebut terbilang cukup mahal.
Sulitnya medan yang harus ditempuh membuat ongkos ojek mencapai Rp700 ribu hingga Rp800 ribu untuk biaya pulang pergi. Tentu kondisi ini sudah dirasakan warga Kecamatan Pinogu selama puluhan tahun.
Advertisement