Liputan6.com, Jakarta - Desakan agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk maju sebagai capres cawapres di Pilpres 2024 semakin menguat.
Kedua sosok pemimpin ini dinilai sangat mengutamakan kepentingan masyarakat. Dalam survei politik terbaru, Lembaga Survei Jakarta (LSJ) membuat simulasi 3 pasangan capres cawapres, pasangan Prabowo-Erick paling banyak dipilih responden dengan elektabilitas mencapai 38,5%.
Bahkan pakar komunikasi politik Effendi Gazali memastikan jika Prabowo disandingkan dengan Erick maka pasangan capres-cawapres ini memiliki potensial yang besar untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang.
Advertisement
Menurut Dekan Fisip Unhas Phil Sukri mengatakan dari berbagai survei politik yang dilakukan beberapa lembaga memang menempatkan Prabowo sebagai capres di peringkat 1 dan 2. Sedangkan Erick selalu masuk di peringkat 3 besar cawapres.
Jika Prabowo dan Erick ini digabungkan, menurut Sukri pasti akan memberikan efek positif di pilpres. Selain itu segmentasi pemilih juga akan mempengaruhi dalam memenangkan pilpres 2024 mendatang.
Pasangan Prabowo Erick dinilai Sukri merupakan pasangan yang sangat ideal untuk maju dan memenangkan pilpres. Prabowo merupakan sosok politikus yang berpengalaman. Sementara Erick yang dianggap sebagai figur pemimpin muda yang energik sehingga kombinasi antara politikus berpengalaman dengan pemimpin muda. Sehingga duet pasangan ini dinilai Sukri mampu mendapatkan suara dari generasi milenial dan generasi z.
“Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh Prabowo dan Erick juga akan menentukan kemenangan di pilpres mendatang. Biaya politik untuk maju sebagai capres sangat tinggi sehingga sumberdaya eknomi juga sangat menentukan. Gabungan Prabowo dan Erick pastinya akan saling melengkapi. Selain itu yang menguntungkan figur Erick menurut Sukri adalah tidak terikat oleh salah satu parpol peserta pemilu. Sehingga tidak akan dihambat atau diklaim oleh parpol peserta pemilu.
Baca Juga
Basis Pemilih Mengambang
Kunci untuk dapat memenangkan pilpres mendatang juga ditentukan oleh sosok capres cawapres yang mampu menguasai provinsi yang memiliki kantung suara besar. Saat ini Provinsi Jatim merupakan salah satu kantung suara yang turut menentukan kemenangan pilpres.
Menurut Sukri, sebagai kader Banser dan dekat dengan warga Nahdatul Ulama, Erick sangat berpotensi untuk dapat mendulang suara dari Provinsi Jatim. Sedangkan Ganjar Pranowo bisa dipastikan akan mendulang suara di Provinsi Jateng.
“Kunci kemenangan saat ini adalah bisa mendapatkan suara dari basis pemilih yang mengambang. Termasuk memperebutkan basis pemilih NU di Jatim. Jika Anies tidak bisa mendapatkan wakil yang bisa mendapatkan suara Jatim maka posisinya untuk memenangkan capres sangat berat. Sehingga penting untuk mengambil potensi suara di Jatim. Itu yang membuat saat ini Anies masih belum memutuskan wakilnya. Sedangkan Erick yang menjadi anggota Banser serta dekat dengan NU berpotensi mendapatkan suara dari Jatim dan suara milenial,” jelas Sukri.
Lanjut Sukri, jika ada 3 pasangan capres cawapres di pilpres nanti, berdasarkan survei lembaga politik pasangan Prabowo Erick kemungkinan besar akan masuk ke putaran 2. Jika salah satu pasangan Ganjar atau Anies tak masuk putaran ke 2, maka suara simpatisan mereka akan berpotensi mengalihkan pilihannya pada Prabowo Erick.
Sehingga posisi pasangan Prabowo-Erick yang berada di 2 kutub kekuatan yang bertolak belakang ini dinilai Sukri akan sangat menguntungkan.
“Jika Ganjar tak lolos ke putaran ke 2, sangat tak mungkin suara simpatisannya beralih ke Anies. Atau sebaliknya. Sehingga posisi ini sangat menguntungkan Prabowo-Erick yang diprediksi berbagai lembaga survei politik berpeluang besar maju ke putaran 2,” ujar Sukri.
Saat ini isu Ganjar yang suka menonton film dewasa atau porno tengah menjadi perbincangan di masyarakat. Menurut Sukri kampanye negatif masih akan mewarnai dinamika di pilpres 2024 ini. Namun pengakuan Ganjar yang sering menonton film dewasa atau porno dilihat dari 2 aspek.
Jika tim Ganjar bisa mengelola isu tersebut dengan baik akan memberikan dampak positif. “Dalam komunikasi politik pernyataan Ganjar yang suka nonton film dewasa bisa ditafsirkan sebagai pengakuan jujur dan tidak munafik dari calon pemimpin. Namun jika tak dikelola dengan baik dan dimanfaatkan lawan politiknya. Sekarang kita menunggu langkah tim sukses Ganjar dan lawan politiknya dalam menyikapi pernyataan tersebut,” tutup Sukri.
Advertisement