Sukses

Sambut Indonesia Emas 2045, Optimalkan Potensi SDM dengan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal dan Semangat Nasional

Momen Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang adalah kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk memberikan kontribusi lokal dan nasional.

Liputan6.com, Sikka - Momen Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang adalah kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk memberikan kontribusi lokal dan nasional. Tak terkecuali, masyarakat Nusa Tenggara Timur atau NTT. Sejarah  telah membuktikan berbagai potensi sumber daya manusia dari NTT.

Pekerjaan rumah bagi masyarakat NTT ke depan adalah mengoptimalkan berbagai potensi tersebut menjadi kontribusi guna mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045. Seabad kemerdekaan merupakan momen untuk mengevaluasi sejauh mana cita-cita kemerdekaan dapat dicapai oleh bangsa, dengan sumbangsih dari berbagai pihak termasuk anak bangsa dari berbagai wilayah Indonesia.

Guna mengoptimalkan potensi SDM NTT itu pemerintah nasional, Pemprov NTT dan masyarakat diminta berkolaborasi dengan semua pihak. Kesimpulan itu muncul dalam acara seminar nasional 'Masa Depan Manusia NTT Pembangunan Manusia NTT, Pembangunan Manusia di NTT dan Indonesia Emas 2045' di Universitas Nusa Nipa (Unipa), Nusa Tenggara Timur (NTT) Jumat (26/5/2023). Seminar tersebut merupakan kerja sama antara Unipa dan Forum 2045.

“Menyongsong 2045, (kuncinya) kembangkan kreativitas dan volunterisme,” ujar Amin Subekti, co-founder Strategic Policy Institute yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar tersebut.

Selain Amin Subekti, narasumber lain dalam kegiatan tersebut adalah Guru besar Pasca Sarjana Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, Suwarsih Madya, Dosen Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Maumere, Felix Baghi dan Dosen Universitas Nusa Nipa, NTT, Jonas K.G.D. Gobang.

"Masyarakat NTT memiliki motivasi yang tinggi untuk maju, di tengah bayang-bayang keterbatasan sumber daya dan pengalaman. Cara untuk menghadapi situasi itu, adalah dengan pendidikan berbasis kearifan lokal, semangat nasional, wawasan global, untuk mengubah identitas menjadi glokal (global-lokal)," papar Suwarsih.

Lebih lanjut Suwarsih menyarankan agar pemerintah merancang konsep pendidikan ini sesuai dengan kondisi riil dengan mengumpulkan data langsung dari masyarakat, sehingga potensi sumber daya manusia yang tinggi itu dapat diarahkan ke berbagai ranah bidang yang diperlukan oleh provinsi berjuluk ‘Nusa Tetap Tentram’ itu.

Agar harapan itu tercapai, masyarakat diharapkan untuk memilih pemimpin memiliki visi keadilan sosial. Sebab, kepemimpinan sedemikian akan memiliki perhatian yang lebih serius dalam membangun kesetaraan dalam bidang pendidikan.

“Kita perlu memilih pemimpin yang memang mau menegakkan keadilan sosial secara riil, yang mau mendengarkan keluhan rakyat,” tegasnya.

Forum 2045 adalah suatu inisiatif dari sejumlah akademisi dan aktivis sosial, berupa 'himpunan pemikiran', ruang bersama, ruang komunikasi dan dialog, serta pengembangan ruang akademik, yang diarahkan untuk membahas tantangan bangsa dalam menyongsong satu abad proklamasi kemerdekaan Indonesia.