Sukses

Alami, Padi Organik Pinogu Tak Kenal Bantuan Benih dan Pupuk Kimia

Padi yang tumbuh dan tidak menggunakan pupuk kimia ini, bisa menjadi rekomendasi bagi para penikmat beras organik.

Liputan6.com, Gorontalo - Jika kalian berkunjung ke Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) jangan lupa mencicipi beras khas Pinogu. Kecamatan di ujung timur Provinsi Gorontalo itu memiliki beras pagi sawah begitu khas.

Padi yang tumbuh dan tidak menggunakan pupuk kimia ini, bisa menjadi rekomendasi bagi para penikmat beras organik. Saat dimasak pun, beras tersebut mengeluarkan aroma yang khas yang jarang di temukan di beras yang lain.

Perlu diketahui bahwa padi organik, yang juga dikenal sebagai beras organik, menggunakan metode pertanian padi yang menggunakan prinsip-prinsip organik dalam pertanian. Pertanian organik tersebut bertujuan untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis seperti pestisida, pupuk buatan, dan herbisida.

Itulah mengapa, jika saat makan nasi beras pinogu, orang sering kali merasa lupa kenyang. Rasa dan aroma beras yang begitu menggiurkan membuat mereka yang menyantapnya kepingin menambah terus.

Tidak hanya itu, nasi dari beras organik pinogu tidak cepat basi meskipun lama untuk disimpan. Umumnya, nasi dari beras lain ketika sudah lama tersimpan, pasti akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

"Saat pertama kali merasakan, nasi dari beras pinogu memang berbeda dengan yang lain. Rasa, aroma dan teksturnya berbeda," kata Darwis Deu salah satu warga yang mengunjungi Kecamatan Pinogu.

Menurut Darwis, jika nasi beras pinogu sangat lezat disantap saat hangat maupun dingin. Biasanya, nasi ketika dimakan saat dingin, itu teksturnya berubah, nasinya sudah mulai lengket dan mengeluarkan aroma berbeda.

"Tapi ini tidak, berasnya tetap utuh dan enak dimakan meskipun disantap saat dingin," ujarnya.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Turun Temurun

Ternyata ini yang membuat beras pinogu memiliki cita rasa yang khas dan banyak dicari. Salah satunya, padi saat ditanam tidak menggunakan pupuk kimia. Selain itu, bibit yang ditanam pun bukan benih yang dijual pada umumnya. Melainkan benih ulangan yang memang sudah disortir terlebih dahulu oleh petani.

"Jadi saat panen, kami mulai memilih (benih) gabah yang dianggap unggul dan itu kami siapkan untuk ditanam kembali," kata Ilyon Gaib salah satu petani sawah di Kecamatan Pinogu.

Ilyon mengaku, jika selama ini mereka tidak pernah mengenal pupuk atau benih padi yang dijual. Sejak dahulu hingga saat ini mereka masih menggunakan benih ulangan dan padi tersebut dirawat seadanya.

"Kami tidak tahu namanya pupuk, apalagi benih bantuan atau pabrikan yang banyak dijual di toko tani dengan berbagai jenis dan merek," ungkapnya.

Pantauan dari Liputan6.com di lokasi, tanaman padi organik pinogu terlihat subur meskipun tidak menggunakan pupuk sama sekali. Selain itu, di hamparan padi tersebut tidak terlihat hama serangga putih dan lembing batu atau masyarakat Gorontalo mengenalnya sebagai Henggeo.

Serangga putih dan henggeo ini menyerang persawahan saat mendekati musim panen. Namun, hal itu tidak ditemukan di tanaman padi milik warga Pinogu.

Menurut penelitian yang ada, salah satu membedakan padi organik dan non organik yakni banyaknya hama yang menempel. Jika terlihat banyak hama, maka bisa dipastikan pani tersebut non organik.

Pinogu merupakan sebuah kecamatan terluas di Kabupaten Bonebol yang lokasinya berada di tengah hutan. Kecamatan ini merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Suwawa. Pada masa silam di Kecamatan Pinogu berdiri Kesultanan Suwawa pada 500 tahun yang lalu.

Selain dikenal dengan tanah leluhur, Pinogu juga terkenal dengan kopi Pinogu yang khas. Selain komoditi kopi yang berlimpah, komoditi lain seperti beras dan jagung organik juga dihasilkan dari kawasan ini.