Sukses

Amma Naningrum, Pustakawan Pegiat Lingkungan yang Produktif Menulis Buku

Peran seorang pustakawan dalam membumikan literasi tidak bisa diabaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Peran seorang pustakawan dalam membumikan literasi tidak bisa diabaikan. Mereka memiliki tanggung jawab yang besar dalam memastikan koleksi perpustakaan terkelola dengan baik dan memberikan layanan yang memadai kepada pengunjung.

Namun, ada seorang pustakawan yang telah mengangkat perannya ke level yang lebih tinggi. Dia adalah Amma Naningrum (40), seorang pustakawan yang tidak hanya bekerja di perpustakaan, tetapi juga produktif menulis buku.

Salah satu Pustakawan Berprestasi Nasional 2023 pilihan Perpusnas ini merupakan sosok yang inspiratif dalam dunia perpustakaan. Dengan pengalaman dan dedikasi yang luar biasa, dia telah berhasil menggabungkan passionnya dalam dunia literasi dengan profesi pustakawan yang dijalaninya. Melalui tulisan-tulisannya, Pustakawan Ahli Muda dari Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Solo ini menyajikan karya-karya yang informatif dan menginspirasi.

Salah satunya ia, menerbitkan komik digital yang mengangkat isu pelestarian hutan. Cara yang kreatif itu dilakukan Amma untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian hutan.

Komik digital dengan judul Pantai Selatan Nan Lestari yang dibuat Amma menggabungkan gambar, teks, dan narasi yang menarik untuk membentuk cerita yang menyenangkan namun tetap memberikan pembelajaran yang berarti.

"Gagasan saya membuat komik digital tersebut untuk menanamkan pentingnya menanam pohon di daerah pesisir laut agar lingkungan lebih hijau dan memitigasi bencana tsunami," kata Amma saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (18/5/2023).

Dalam pembuatan komik digital untuk pelestarian hutan, Amma terlebih dulu melakukan riset dan pengumpulan informasi yang akurat. Ia menggali sumber-sumber terpercaya mengenai hutan, ekosistemnya, spesies-spesies yang hidup di dalamnya, serta dampak dari kerusakan hutan.

Dengan pengetahuan yang lengkap, Amma dapat menghasilkan komik digital yang informatif dan edukatif.

"Untuk komik digitalnya dibuat dengan membuat konsepnya terlebih dahulu. Lalu membuat story board-nya, membuat sketsa gambar kasar secara manual dan kemudian mulai membuatnya di komputer," ujar Amma.

Selain komik digital, Amma juga menerbitkan beberapa buku cerita bergambar hasil karyanya sendiri. Ada tiga buku cerita bergambar yang telah dia buat.

Pertama, buku cerita tentang pelestarian hutan berjudul Persahabatan Pohon, Air dan Tanah: Seri 1 Mencegah Banjir, Erosi dan Tanah Longsor. Buku yang diterbitkan Amma ini bertujuan untuk menanamkan pentingnya menjaga lingkungan dengan menanam pohon sehingga mereka paham pentingnya keberadaan pohon, air dan tanah untuk kehidupan.

Buku cerita bergambar kedua, Amma mengangkan tema kesehatan dengan judul Hylmi Sakit. Gagasan buku ini muncul agar anak-anak usia dini lebih meningkatkan perhatian dengan kesehatan dan mendengarkan nasihat dan perkataan orang tuanya.

"Karena tidak sedikit kan anak zaman sekarang yang tidak aware dengan apa yang mereka lakukan dan membantah perkataan orang tuanya," ucap Amma.

Sedangkan, buku cerita bergambar ketiga berjudul Bersikap Waspada Terhadap Orang lain. Buku ini muncul karena maraknya berita penculikan anak yang beredar di masyarakat.

"Saya berharap dari buku ini bisa menanamkan sejak dini pentingnya sikap kewaspadaan terhadap orang yang tidak dikenal," ujar Amma.

Buku-buku yang dibuat Amma tersedia di Perpustakaan BPSILHK Solo dan Perpustakaan KHDTK Gombong dan sudah disosialisasikan pada anak-anak di sekitar kawasan hutan tujuan khusus di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Sementara, untuk komik digital disebarkan secara online di sekolah sekitar daerah pesisir Selatan Kebumen.

"Dengan melihat gambar-gambar yang indah dan cerita yang menggugah, saya berharap masyarakat dapat lebih menghargai keberadaan hutan dan merasakan keterkaitan mereka dengan lingkungan," ujar wanita lulusan S2 Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Oslo and Akershus University College of Applied Science Norwegia itu.

 

2 dari 2 halaman

Menulis 22 Buku

Dalam kariernya, Amma telah berhasil menulis sebanyak 22 buku dengan berbagai tema yang berkaitan dengan perpustakaan dan literasi. Karya-karyanya mencerminkan dedikasi yang tinggi dalam membangun kesadaran akan pentingnya membaca dan mengakses informasi.

"Saat ini saya baru membuat 22 buku. Buku tersebut, empat di antaranya berupa buku referensi di bidang kepustakawanan yang diterbitkan secara nasional dan internasional," ujar Amma.

Buku tersebut antara lain, Perpustakaan Lembaga Penelitian: di Masa dulu, Sekarang dan Masa Depan, dalam buku Organisasi Perpustakaan & Kepustakawanan: Dulu, Kini, dan Akan Datang. (2021). Surakarta: Azyan Mitra Media dan IPI Kota Surakarta.

Kemudian, Dasar-Dasar Perpustakaan. (2020). Yogjakarta: Samudra Biru. Selanjutnya, The Digital Comic Development in Indonesia Library in Libraries and Librarianship in Digital Plus Era, 185-192 (2019). New Delhi: Ane Books Pvt. Ltd.

Serta, Standardization metadata schema for securing interoperability: a case study at FORDA Digital Libraries-Indonesia. (2011). London: Lambert Academic Publishing.

Keberhasilan Amma Naningrum dalam menulis buku-buku yang bermanfaat merupakan hasil dari perjalanan yang luar biasa. Awalnya, Amma merasa ragu dan tidak yakin dengan kemampuannya dalam menulis, terlebih karena dia tidak memiliki pengalaman sebelumnya dan belajar secara mandiri.

"Saya mulai menulis buku dari nol. Dengan berjalannya waktu saya bertemu penulis-penulis hebat lain yang bersedia berbagi ilmu dan memasukan saya ke komunitas mereka. Dari situ saya mulai belajar bagaimana menulis yang lebih baik," kata Amma.

Amma Naningrum mulai bekerja di BPSILHK Solo pada 2014 silam. Salah satu gagasannya di perpustakaan yang beralamat di Dusun IV, Makamhaji, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah itu, Amma merancang dan membangun tangga kursi khusus untuk perpustakaan.

"Ketika saya mulai bekerja di instansi ini pada 2014, untuk mengambil koleksi di dua saf rak teratas, kami terpaksa harus menarik kursi kerja kami, karena saat itu tidak tersedia tangga yang memadai," ujarnya.

Amma pun berinisiatif menggagas tangga kursi khusus perpustakaan. Setelah dievaluasi, akhirnya dipilihlah tangga kursi yang memiliki fungsi, bentuk, jenis bahan, tekstur, nilai estetika dan ukurannya yang sudah dihitung dan dipertimbangkan.

"Saat ini, tangga kursi khusus yang telah dibuat tersebut masih digunakan di Perpustakaan BPSILHK Solo. Tangga kursi tersebut menjadi solusi yang efektif untuk kegiatan shelving dan membersihkan rak koleksi dua teratas. Dengan adanya tangga kursi ini, pengguna perpustakaan dapat dengan mudah mengakses koleksi di rak yang tinggi, meningkatkan efisiensi dalam kegiatan perpustakaan sehari-hari," ujar Amma.

Video Terkini