Sukses

Ketoprak Balekambang, Kesenian Tradisional Solo yang Terus Dilestarikan

Umumnya, cerita yang ditampilkan adalah kisah kehidupan dan kisah legenda yang ada dalam kehidupan masyarakat pada zaman kerajaan di Pulau Jawa.

Liputan6.com, Solo - Ketoprak balekambang merupakan salah satu kesenian daerah dari Kota Solo. Kesenian ini merupakan kesenian berupa wayang orang.

Dahulu, kesenian rakyat ini banyak digemari masyarakat Solo. Umumnya, cerita yang ditampilkan adalah kisah kehidupan dan kisah legenda yang ada dalam kehidupan masyarakat pada zaman kerajaan di Pulau Jawa.

Mengutip dari surakarta.go.id, kesenian ketoprak muncul dari adaptasi berbagai kebiasaan masyarakat, seperti bermain alat musik, bernyanyi, dan menari. Kebiasaan tersebut kemudian diolah menjadi sebuah pertunjukan hiburan.

Didirikannya ketoprak balekambang oleh Keraton Kasunanan Surakarta bertujuan agar bisa menjadi wadah perkumpulan pemuda pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Selain itu, hal tersebut juga dijadikan sebagai strategi untuk mengumpulkan para pemuda Indonesia agar tidak dicurigai oleh pemerintah Belanda.  

Seni ketoprak ini kemudian dijadikan sebagai media hiburan oleh masyarakat setempat. Tak hanya menampilkan pementasan drama, ketoprak balekambang juga berisi cerita yang memuat pesan moral dan nasihat yang disampaikan secara tersirat.

Dalam cerita yang ditampilkan, terdapat nilai moral, nilai pendidikan, nilai sosial-kultural, serta nilai estetika atau keindahan. Hingga kini, ketoprak balekambang masih menjadi salah satu kesenian tradisional Jawa yang penting karena masih menunjukan tradisi Jawa dalam konteks kontemporer. 

Meski eksistensinya mulai bergeser dengan budaya-budaya lainnya, tetapi ketoprak balekambang masih tetap berjaya hingga sekarang. Setiap satu kali dalam sepekan, terdapat pementasan ketoprak balekambang di Taman Balekambang.

Pementasan tersebut digelar setiap Sabtu malam pukul 20.00 WIB. Penonton hanya perlu membayar biaya tiket sebesar Rp10.000. 

 

Penulis: Resla Aknaita Chak