Sukses

Kampanye PGE Area Karaha Bebaskan Warga Sukahurip Garut dari Wabah Difteri

Adanya PGE Karaha ini tentu sangat membantu buat kami, apalagi dari segala hal kejadian-kejadian musibah selalu hadir di wilayah kami, termasuk sekarang melakukan sosialisasi (bahaya difteri).

Liputan6.com, Garut - Wabah difteri yang melanda Kampung Cilegong, Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, mengetuk hati jajaran PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Karaha untuk berbagi.

Dengan menggandeng dokter dan tim medis dari pemerintah kabupaten (pemkab) Garut, perusahaan energi plat merah itu, tergerak melakukan sosialisasi sekaligus penyadaran bagi mereka, untuk melakukan pencegahan dan pentingnya hidup sehat bagi warga agar terbebas dari difteri.

Seperti diketahui, kasus difteri yang melanda di salah satu desa di wilayah Garut utara, membuat Pemkab Garut kelimpungan. Mereka menerapkan status kejadian luar biasa (KLB) terhadap penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Corynebacterium Diphteria itu.

Khusus di Sukahurip, penyakit itu menyerang anak-anak dan remaja dengan gejala umum seperti batuk akut, demam, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening selaput lendir, hingga menyebabkan kematian bagi penderita.

Manager Operasional PGE Karaha, Awaludin mengatakan, kehadiran tim dokter sengaja untuk mensosialisasikan sekaligus penjelasan bahaya difteri bagi warga, agar terhindar dari wabah itu.

“Ini penting kita lakukan sosialisasi, mengingat Sukahurip masih status KLB Difteri,” ujar dia, Sabtu (3/6/2023) akhir pekan kemarin.

Menurutnya, sejak musibah wabah penyakit itu muncul Februari lalu, PT PGE Area Karaha, langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, termasuk pemerintah Desa Sukahurip, yang berada di ring-1 wilayah kerja area operasional PGE Karaha.

Mereka bersama tim dokter yang diterjunkan, sengaja mengundang warga dan ratusan santri di Pondok Pesantren Djami'ul Huda pimpinan KH Idin Solahudin, untuk memberikan pemahaman pentingnya pencegahan difteri.

Ragam pertanyaan pun muncul, mulai dari santri hingga warga umum menanyakan seputar difteri dan penanganannya. Bahkan dengan penjelasan yang hangat dan ringan, sesekali terbangun jiwa humoris dari kedua belah pihak.

Dengan pola pendekatan secara emosional kepada tokoh ulama, pemuda dan tokoh masyarakat seperti itu, PT PGE area Karaha berharap, musibah difteri segera pergi dari warga Sukahurip. “Ini bukan menjadi sesuatu yang harus ditakuti,” ujar dia mengingatkan.

Selain edukasi langsung, panitia sosialisasi juga menyebarkan selembaran brosur kesehatan, hingga penanganan medis yang tepat bagi mereka yang terjangkit difteri.

“Kalau ada gejala, itu secepatnya harus dibawa ke rumah sakit, jangan sampai kondisinya sudah parah,” ujar dia.

2 dari 2 halaman

Kejar Target Imunisasi Difteri

Kepala Desa Sukahurip Asep Rukman mengatakan, selama wabah difteri berlangsung, tercatat sembilan warga meninggal dunia, serta 11 lainnya positif difteri dengan interval usia 4 - 15 tahun.

“Saat ini imunisasi masih terus berjalan dan dilakukan oleh tim kesehatan dari dinas kesehatan dan tim medis dari puskesmas,” kata dia.

Tercatat hingga akhir Mei lalu, sasaran imunisasi DPT belum lengkap dengan usia 5-9 tahun mencapai 58 persen, serta imunisasi DPT lengkap mencapai 5 persen.

Asep berharap, kegiatan sosialisasi tetap berlangsung hingga wabah difteri di Sukahurip selesai. “Antusias warga dengan sosialisasi difteri dari PT PGE ini cukup tinggi, namun sebagian warga masih ada kekhawatiran pasca dilakukan imuniasi,” kata dia.

Dengan sosialisasi masif itu, Asep berharap tingkat pemahaman warga terhadap ancaman difteri meningkat, termasuk penerapan pola hidup sehat.

“Adanya PGE Karaha ini tentu sangat membantu buat kami, apalagi dari segala hal kejadian-kejadian musibah selalu hadir di wilayah kami, termasuk sekarang melakukan sosialisasi (bahaya difteri),” kata dia.

Dalam kesempatan itu, PT PGE Area Karaha menyerahan bantuan CSR berupa 400 goody bag berisi makanan bergizi untuk kalangan anak-anak.