Liputan6.com, Pekanbaru - Perkara Bripka Andry Darma Irawan, personel Brimob Polda Riau, terus bergulir di Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam). Andry sebelumnya dinyatakan menolak dimutasi dari Batalyon B Menggala Junction Rokan Hilir ke Batalyon A di Pekanbaru.
Dimutasi pada Maret lalu, Andry merasa pengabdiannya di Brimob Polda Riau tak dihargai pimpinan. Diapun membuat curhatan di Instagram karena selalu diminta atasannya Komisaris Petrus H Simamora 'menyetor' uang.
Advertisement
Baca Juga
Dugaan setoran bawahan ke atasan oleh oknum Brimob Polda Riau disebut mencapai Rp650 juta. Andry menyebut nilai itu tidak dari dia sendiri melainkan sejumlah personel Brimob lainnya.
Pengakuannya saat dihubungi wartawan di Pekanbaru, Andry membantah telah menolak dimutasi. Dia menyebut tidak masuk berdinas karena sedang merawat orangtuanya yang lagi sakit.
"Orangtua saya juga memohon, kalau saya bukan menolak untuk dimutasi, tapi karena saya ingin merawat orang tua yang lagi sakit," jelas Andry.
Andry menjelaskan, nilai uang yang diminta Kompol Petrus selalu berbeda. Terkadang sampai Rp40 juta sehingga Andry harus mencarinya dari berbagai sumber bahkan pernah menggunakan tabungan istrinya.
"Kadang Rp40 juta, Rp20 juta, kemana saya carikan secara cepat, terpaksa gunakan uang tabungan kami," ujar Andry.
Andry menyebut sudah berdinas 15 tahun di Polri. Curhatan di Instagram tidak bermaksud menjelekkan institusi tempatnya mengabdi tapi semata-mata kekesalan terhadap atasannya.
"Saya sudah menjalankan semua yang diperintahkan komandan saya, carikan uang kemana-mana, tapi saya masih dianggap tidak melakukan apa-apa dan tidak berkontribusi," cerita Andry.
Â
Â
Ingin Polri Dicintai
Melalui curhatan itu, Andry tak ingin ada personel Brimob lainnya bernasib sama karena perlakuan atasan. Dia tetap ingin Polri, khususnya Brimob, selalu dicintai masyarakat.
"Jangan sampai ada Andry-Andry yang lain bernasib sama, sebenarnya masih banyak, namun tidak ada yang berani speak up," imbuh Andry.
Sewaktu mendapatkan surat perintah mutasi, Andry mengaku pernah menghadap Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Riau Komisaris Besar Ronny Lumban Gaol.
"Saat menghadap Dansat, saya dibilang tidak ada kontribusi dan terlalu nyaman, terkejut dan teriris hati saya," ujar Andry.
Meskipun sedih mendapatkan pernyataan itu, Andry mencoba menjelaskan apa yang telah diperbuatnya selama menjadi personel Brimob.
"Izin komandan, agar tidak sesak, saat Danyon sebelumnya meminta bantuan, saya sukses membangun Klinik di Rohil atas bantuan pak Wabub, tidak hanya itu, saat Danyon Kompol Petrus minta bantuan cari dana, saya carikan," sebutnya.
Mendengar cerita, Andry disebut Ronny terlalu nyaman bertugas di Rokan Hilir hingga harus dimutasi ke Pekanbaru.
Advertisement