Liputan6.com, Solo - Bangunan-bangunan khas Tionghoa akan terlihat saat memasuki kawasan Pasar Gede, Solo. Wilayah ini memang didomonasi oleh keturunan Tionghoa yang sudah lama menetap di Solo.
Hal itu sejalan dengan banyaknya bagunan kelenteng yang digunakan sebagai tempat ibadah. Setidaknya, terdapat tiga kelenteng yang tersebar di beberapa lokasi di Solo. Berikut beberapa kelenteng di Solo tersebut:
1. Kelenteng Tien Kok Sie
Advertisement
Kelenteng Tien Kok Sie berlokasi di kawasan Pasar Gede Harjonagoro, tepatnya di Jalan RE Martadinata No.12, Sudiroprajan, Jebres, Kota Surakarta. Konon, kelenteng ini merupakan bangunan kelenteng tertua di Jawa Tengah.
Baca Juga
Kelenteng ini juga memiliki cerita sejarah yang lekat dengan peristiwa perpindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala. Setelah berpindahnya keraton, tak berselang lama Kelenteng Tien Kok Sie pun mulai didirikan pada 1746-1748.
Awalnya, bangunan ini hanya digunakan sebagai tempat sembahyang. Namun, selanjutnya bangunan ini juga menjadi tempat untuk bersosialisasi antar masyarakat Tionghoa. Â
2. Kelenteng Poo An Kiong
Kelenteng Poo An Kiong berlokasi di Yos Sudarso No.122, Jayengan, Serengan Kota Surakarta. Kelenteng ini dahulu dikelilingi dengan aliran sungai atau biasa disebut Kali Larangan.
Nama kelenteng ini berarti keselamatan negara. Pada zaman kerajaan, kelenteng ini dianggap sebagai tempat yang sakral.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tulisan huruf kanji berbahasa Mandarin pada dua pilar raksasa penyangga utama kelenteng. Tulisan tersebut menyebutkan adanya keharmonisan antara etnis Jawa dan Tionghoa.
3. Kelenteng Khongcu Bio
Kelenteng Khongcu Bio juga disebut dengan Kelenteng Sinar Kebajikan. Kelenteng ini berada di kompleks Universitas Sebelas Maret (UNS), tepatnya di Jalan Kampus UNS, Jebres, Kota Surakarta.
Pembangunan kelenteng ini berlangsung pada 2019. Kini, kelenteng ini digunakan oleh masyarakat umum saat kegiatan rutin mingguan rutin, salah satunya adalah ibadah Che Cap Go.Â
(Resla Aknaita Chak)