Liputan6.com, Solo - Selain makanan dan minuman tradisional, Kota Solo juga memiliki racikan teh tersendiri yang memiliki rasa dan aroma khas. Teh asli Solo ini biasanya disebut ginastel.
Ginastel merupakan akronim dari legi (manis), panas, dan kenthel (kental). Beberapa orang juga menyebutnya sebagai 'wasgitel' yang berarti wangi, sepet, legi, dan kenthel.
Mengutip dari surakarta.go.id, sejak zaman kerajaan, mayoritas orang Jawa identik dengan kebiasaan minum teh. Awalnya, tradisi meminum teh hanya dilakukan saat acara kebangsawanan sebagai jamuan untuk para tamu. Tradisi tersebut juga dilakukan ketika makan pagi, makan siang, serta makan malam.
Advertisement
Baca Juga
Seiring perkembangan zaman, tradisi minum teh pun mulai merambah hingga ke masyarakat umum. Hal itu perlahan menjadi sebuah kebiasaan yang selalu dilakukan hingga sekarang. Teh ginastel khas Kota Solo ini memiliki aroma dan rasa yang autentik. Hal ini dikarenakan hasil dari oplosan berbagai merek teh tertentu.
Meski demikian, dominan teh yang digunakan adalah teh melati yang dicampurkan dengan teh lainnya. Adapun untuk mendapatkan rasa yang pas, diperlukan setidaknya racikan tiga merek teh yang berbeda. Oplosan dari merek-merek teh tersebut pun mampu menghasilkan warna teh yang lebih cokelat dan pekat. Hal tersebut menjadi daya tarik sendiri.
Karena cara membuatnya cukup mudah, tak jarang racikan teh ini juga dilakukan di rumah. Selain meracik sendiri, masyarakat biasanya ada juga membeli merek teh racikan di Pasar Gede. Para penjual pun akan memberikan merek-merek teh yang jika diracik akan menghasilkan rasa yang sangat nikmat.
Jika tak ingin meracik sendiri, kamu juga bisa membeli teh ginastel langsung di beberapa sudut Kota Solo. Biasanya teh ini dijual di hik atau angkringan.
Teh ginastel ini bisa diminum hangat maupun ditambah dengan es. Dengan minum teh, konon akan membuat tubuh menjadi lebih releks dan tenang.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak