Sukses

Maju Bacaleg Sulut, Anak Pendeta Gilbert Lumoindong Dirujak Warganet

Anak Pendeta Gilbert Lumoindong, Greivance, bakal maju menjai caleg dari PDI-P di Pemilu 2024.

 

Liputan6.com, Jakarta - Anak Pendeta Gilbert Lumoindong, Greivance, bakal maju menjai caleg dari PDI-P di Pemilu 2024. Bertarung di Dapil Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara, Greivance mengusung misi 'melayani dan berjuang dengan takut Tuhan'. Melalui misi itu, Greivance ingin anak-anak muda menjadi pribadi yang berintegritas.

kabar Greivance maju menjadi bacaleg diunggah sang ayah Pendeta Gilbert Lumoindong di akun Twitternya. Sontak kabar tersebut mengundang reaksi yang beragam dari warganet.

"Udah sama kek caleg partai agama jualannya, bawa2 Tuhan, cuma beda sisi. Repot nanti ada program kerja selalu bawa2 nama Tuhan ya nggak bisa dikoreksi, merasa paling benar," ujar seorang warganet.

"Jangan bawa"nama Tuhan krn Tuhan tidak berpolitik.." tulis warganet lainnya.

"Politik agama atau agama politik, tokoh agama berpolitik atau politik tokoh agama. Jadi kacau kalau agama kolab dgn politik, bisa ribut antar umat. Tp namanya manusia pasti tdk lepas dr kedagingannya pst ada nafsu dan emosi," respons warganet lagi.

Grei, sapaan akrab Greivance, sendiri sempat menjadi bahan perbincangan publik saat menjalin kasih dengan Salmafina Sunan, anak dari Sunan Kalijaga. Bahkan dirinyalah yang disebut-sebut menuntun Salmafina memeluk agama Kristen.

2 dari 2 halaman

Tentang Pendeta Gilbert Lumoindong

Gilbert Lumoindong lahir 26 Desember 1966. Dia merupakan pendeta yang dulu terkenal karena membawakan acara Penyegaran rohani Kristen di layar RCTI pada era 90-an. Khotbahnya yang penuh semangat menjadi ciri khas yang membuat orang yang mendengarkan jadi terkesima. Sejak usia 17 tahun, Gilbert memang sudah aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.

Gilbert kemudian kuliah di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia dan lulus diploma pada 1990. Ia kemudian melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.

Gilbert sempat menjadi ketua Gospel Overseas pimpinan John Hartman pada 1993 sampai 1997, dan juga ia sempat menjadi jemaat di Gereja Tiberias Indonesia, sebelum akhirnya ia memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry pada 1998.

Kini Gilbert masih memimpin ribuan jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre