Liputan6.com, Jakarta - Video siswa salah satu SD Muhammadiyah di Surabaya yang gelar study tour ke Jepang viral di media sosial. Video itu dibagikan akun @hendra_aditya yang memperlihatkan rombongan bocil SD jalan beriringan di jalanan Jepang.
Advertisement
Dalam video tersebut tertulis narasi "Bocil: Aku loh piknik ke Jepang, kamu ke mana?" yang sudah diterjemahkan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Sekolah anak-anak SD ini adalah sekolah swasta. Dari tulisan di jaket seragam mereka, tertulis bahwa mereka berasal dari salah satu SD Muhammadiyah yang ada di Surabaya, Jawa Timur.
Jaket yang mereka pakai berwarna biru dengan bendera Indonesia di lengan kiri. Jaket itu juga bertuliskan Muhammadiyah 4 Elementary School Surabaya di bagian punggung. Sekolah tersebut memilih Osaka sebagai destinasi study tour mereka. Tentu saja hal ini sangat mengejutkan bagi banyak orang.
"Aslinya mereka lagi study banding ke Osaka, Jepang. Dari SD Muhammadiyah 4 Surabaya. Tadi sempat ngobrol sama Pak Kepala Sekolahnya," tulis pemilik akun dalam keterangan unggahannya.
Warganet ramai memberi komentar daam unggahan tersebut, banyak yang penasaran berapa yang harus dibayarkan tiap siswa untuk bisa pergi ke Jepang. Sayangnya, pemilik akun tidak mengungkapkan biaya untuk study tour ke Jepang tersebut.
"Itu kira-kira ngabisin duit berapa jt??” tanya seorang warganet.
“Sekolah w pling mentok jateng jogja,” komentar warganet lainnya.
Sampai berita ini ditulis, unggahan karyawisata ke Jepang itu sudah dilihat lebih dari 6,8 juta kali, dsukai lebih dari 717 ribu kali dan mendapatkan lebih dari 16,2 ribu komentar.
Terkait video viral tersebut, kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Edy Susanto memberikan penjelasan bahwa yang mereka lakukan bukan study tour seperti yang kebanyakan sekolah umum, melainkan program study exchange.
Dalam program sekolah tersebut, ada 12 siswa yang mengikuti study exchange 2023 ke Jepang. Sementara biaya ditanggung orangtua wali siswa. Siswa yang mengikuti program ini sudah dipastikan orangtuanya tidak keberatan. Tidak tanggung-tanggung, orangtua harus merogoh kocek Rp38 juta untuk bisa mengikuti study exchange ke Jepang.
Dikutip dari laman Mudipat milik SD Muhammadiyah 4 Surabaya, program tahunan itu pendaftarannya ditentukan pihak sekolah. Lalua orangtua menyatakan bersedia, mendaftar. Pihak sekolah melakukan pembinaan terkait bahasa dan budaya negara tujuan study exchange.
Serap Ilmu dari Jepang
Edy Susanto yang ikut mendampingi perjalanan study exchange SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu juga memberikan wejangan.
"Keberangkatan 12 siswa sebagai duta Mudipat sekaligus duta Indonesia untuk menyerap ilmu dan pengetahuan teknologi di Jepang," katanya.
Negara yang berjuluk negeri Sakura itu, lanjutnya, terkenal dengan kedisiplinan, kecanggihan teknologinya, kehebatan serta ketertibannya.
Dia berpesan sepulang dari Jepang, harus mampu mengambil ilmu dan hal-hal baik yang ada di Jepang untuk diterapkan di Indonesia.
"Kalian harus mampu menerapkan ilmu dan budaya baik di Jepang. Tidak boleh telat sekolah, jaga kebersihan kelas, semangat belajar, dan hormat dan patuh terhadap kedua orangtua, dan guru," katanya.
Advertisement