Sukses

Eurekawomen, Perempuan Korban Perundungan Bisa Jadi Agen Perubahan

Berbagai macam bentuk perudungan dialami oleh 62 persen perempuan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan kerap rentan mengalami perundungan. Berbagai macam bentuk perundungan baik bentuk fisik, status sosial, maupun perjalanan karir profesional telah dialami oleh 62 persen perempuan Indonesia.

Sebanyak 47 persen di antaranya mengalami perudungan akan bentuk fisik mereka yang lebih besar atau berbeda dari orang kebanyakan. Banyak korban perudungan menjadi depresi, bahkan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Memahami hal tersebut, Eurekawomen, platform digital yang berfokus pada edukasi terutama penguatan dan pemberdayaan perempuan, mengadakan Self-Positivity Bootcamp untuk merayakan International Women’s’ Day bersama-sama. Merayakan semua pencapaian dari para perempuan korban perudungan yang sudah bangkit dan siap untuk menjadi agen perubahan di komunitas dan lingkungannya.

"Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan ruang aman sekaligus mengedukasi perempuan Indonesia korban perudungan, agar mereka mampu mandiri berdaya dan saling memberdayakan satu sama lainnya. Untuk menjalankan program ini, kami menggandeng mitra utama yaitu komunitas #Wegotyourback," ucap Myrna Soeryo selaku Chief Executive Officer Eurekawomen.

Peran perempuan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari mulai status menjadi istri, melahirkan anak, dan menjadi orang tua. Pekerjaan perempuan bukan hanya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, menjadi guru bagi anak, hingga ada perempuan yang ikut berjuang mencari nafkah dengan beragam alasan agar perekonomian keluarga tetap berjalan.

Selaras dengan adanya kampanye Emansipasi Perempuan Indonesia, perempuan tidak hanya tinggal diam saja untuk memiliki satu status, namun perempuan Indonesia sangat hebat dikatakan sebagai makhluk hidup yang ingin terus berdaya dan berguna bagi sesama perempuan.

"Lewat kegiatan ini saya terus berupaya untuk mendukung para perempuan Indonesia, karena setiap perempuan pasti memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya saja memikirkan bagaimana urusan domestik saja, tapi juga untuk dirinya dan semua perempuan hebat lainnya," ucap Hida Makaila Haifa selaku Founder #WeGotYourBack_Id

Program Self-Positivity Bootcamp yang diadakan mulai dari bulan Maret hingga Juni 2023, telah menerima 100 pendaftar dari para perempuan korban perudungan yang telah bangkit serta siap menjadi agen perubahan.

Dari 100 pendaftar telah dikurasi menjadi top 21 semifinalis yang telah mengkuti bootcamp daring secara intensif selama seminggu di bulan April 2023 dan dipilih kembali menjadi top 8 finalis untuk mengikuti karantina dan bootcamp luring dari tanggal 8 sampai 11 Juni 2023, di Jakarta.

Marlin Siahaan selaku Chief Operating Officer dari Eurekawomen menambahkan,”Ke-8 finalis yang berasal dari beragam provinsi di Indonesia, mendapatkan pelatihan intensif selama 3 hari, termasuk mengenai self-awareness, public speaking, prinsip pemberdayaan perempuan, dan lain-lain dari berbagai ahli oleh #Wegotyourback dan Makaila Haifa, Eurekawomen dan Look Academy, untuk mempersiapkan mereka menjadi agen perubahan pemberdayaan perempuan”.

Setelahnya mereka akan mengikuti penjurian yang beranggotakan Myrna Soeryo (Konsultan humas dan pendiri Eurekawomen), Marlin Siahaan (Penasehat senior usaha rintisan dan pendiri Eurekawomen), Hida Makaila (Pemilik jenama Makaila Haifa) dan Keke Soeryo (pendiri Look Models Academy).

"Pada hari terakhir karantina, diadakan perayaan sekaligus menampilkan talenta ke-8 finalis setelah mengikuti pelatihan yang meningkatkan kapasitas mereka sebagai agen perubahan pemberdayaan perempuan di lingkungan dan komunitas mereka masing-masing," tutup Myrna, sekaligus mewakili A+ Communications, sebuah firma humas yang berfokus pada tujuan pembangunan berkelanjutan, yang turut mendukung program Self-Positivity Bootcamp.

 
Video Terkini