Sukses

Basmi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Paulus Waterpauw Tembus Hutan Belantara

Paulus Waterpauw rela membelah lebatnya hutan belantara yang terletak diantara Manokwari dan Pegunungan Arfak guna meninjau program pemberantasan stunting serta kemiskinan ekstrem di Papua Barat.

Liputan6.com, Manokwari - Guna memerangi masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak (stunting) serta kemiskinan ekstrim, Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol. (Purn) Paulus Waterpauw rela membelah lebatnya hutan belantara yang terletak diantara Manokwari dan Pegunungan Arfak.

Menurut Waterpauw setelah mengikuti rapat bersama dengan tim satgas percepatan penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Pemda Manokwari Selatan pada (6/6), esoknya bersama sang istri Roma Megawanty yang juga ketua TP PKK langsung menuju Pegunungan Arfak dengan kendaraan yang dibawanya sendiri.

"Sebelumnya saya telah menyetir mobil sendiri dari Manokwari menuju Manokwari selatan dengan waktu tempuh 3 jam. Untuk perjalanan PP dari Manokwari ke Pegunungan Arfak sendiri bukan perkara mudah mengingat infrastruktur jalan utamanya masih sulit ditembus. Bahkan dalam perjalanan pada Rabu (7/6/2023) lalu, saya menemukan jalanan menuju kawasan Pegaf dari Manokwari yang berjarak tak kurang 100 kilometer memang masih terbilang buruk," ungkap Paulus pada Jumat (16/6/2023).

Guna melihat secara langsung persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua barat khususnya di Pegunungan Arfak, purnawirawan polisi jenderal bintang tiga ini bahkan harus merasakan lebatnya hutan belantara serta kondisi jalanan yang terjal dan berliku.

"Untuk mencapai lokasi dengan mobil jenis off-road di mana ban bergerigi, waktu tempuh yang diperlukan bisa mencapai 4 jam dengan jalanan berbatu dan licin berlumpur. Di titik tertentu kondisi jalan tidak proporsional karena terlalu sempit sehingga harus menyeberangi tak kurang empat sungai tanpa jembatan," lanjut Waterpauw mengisahkan.

Dalam perjalanan menuju Pegunungan Arfak, Waterpauw dan istri mengaku di Kampung Tuabiam sempat dihentikan oleh para petugas kesehatan yang baru selesai melayani kesehatan masyarakat sekitar.

Menurut salah satu petugas kesehatan yang bernama Yohanna Pikey dirinya dan warga merasa senang karena Waterpauw dan istri telah menyambangi mereka. "Senang dan bahagia karena bapak dan ibu bisa mampir di kampung kami yang kecil ini. Bangga bapak bisa mampir di Pustu Tuabiam dan berharap Paulus Waterpauw bisa mengunjungi kampung-kampung di Papua barat lainnya," ujar Yohanna Pikey.

 

2 dari 2 halaman

Penanganan Stunting

Usai bersua dengan warga, Waterpauw dan istri kembali melanjutkan perjalanan dan setibanya di lokasi langsung memimpin rapat penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di aula kantor bupati. Di dalam rapat tersebut, Waterpauw mengatakan bahwa prevalensi stunting dan angka kemiskinan ekstrem pada sejumlah daerah di Papua Barat masih tinggi. Hal ini menjadi atensi khusus Paulus terutama bagi Kabupaten Pegaf.

"Kami akan lebih intens menangani masalah stunting dengan lebih dekat kepada masyarakat. Kita akan mencoba berkolaborasi dengan segala komponen untuk mengatasi masalah ini dan mencoba melibatkan tokoh-tokoh agama untuk bersama menyelesaikan persoalan ini," tandasnya.

Seperti diketahui sebelumnya untuk memberantas stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua barat, Waterpauw mentargetkan waktu 3-6 bulan. Di Puskesmas Anggi, Kampung Irai, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak sendiri tercatat terdapat 2 orang anak yang mengalami stunting dari 65 anak dan orang tua yang hadir.

Dari kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang terjadi, pemerintah Provinsi Papua Barat, PKK Provinsi Papua Barat serta BKKBN Papua Barat memberikan berbagai bantuan. Adapun bantuan tersebut berupa bahan pokok, bibit tanaman hortikultura untuk 2 distrik percontohan yaitu Distrik Anggi Gida dan Distrik Hing, kompor memasak, tempat tidur, telur serta susu untuk anak-anak.