Sukses

Telur Bebas Kandang, Konsumen dan Ayam Sama-sama Bahagia

Telur bebas kandang saat ini tengah menjadi tren di Indonesia. Melihat ini maka UGM meresmikan pusat pelatihan manajemen ayam petelur bebas sangkar pertama di Asia. Lalu, seperti apa telur yang bebas kandang ini? simak laporannya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) meresmikan pusat pelatihan internasional manajemen ayam petelur bebas sangkar pertama di Indonesia dan Asia lengkap dengan kandang percontohan berkapasitas 3.000 ekor di area sawah kalijeruk, Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta.

Wakil Rektor Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan keberadaan kandang ini akan mendorong peningkatan produksi telur sebab produksi telur bebas kandang ini yang mengutamakan kesejahteraan hewan.  

“Telur dengan bebas sangkar ini menjamin tingkat kesejahteraan hewan lebih tinggi. Istilahnya produknya adalah telur bahagia, kita harapkan nantinya konsumen dan peternak pun juga bahagia jika bisa diproduksi massal,” ujarnya  Jumat  16 Juni 2023.

Ignatius berharap adanya pusat pelatihan ayam petelur bebas sangkar ini akan menambah tingkat daya saing di pasaran nasional dan internasional. Keberadaan pusat pelatihan bertaraf internasional ini menurutnya hasil dari kolaborasi antara akademisi dengan industri. 

“Kita berharap Fakultas peternakan UGM bisa menjadi tuan rumah produksi telur bebas kandang sekaligus jadi  tempat riset mahasiswa, dosen dan industri dari Indonesia dan dari luar,” paparnya.  

Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof Budi Guntoro, mengatakan  pendirian pusat pelatihan internasional manajemen ayam petelur bebas sangkar ini diinisiasi oleh Global Food Partner dan Universitas Gadjah Mada sejak tahun 2020. Saat pandemi sempat tertunda programnya, namun pembangunannya baru dimulai sejak juni tahun lalu. 

“Selesai dibangun bulan januari lalu dengan bantuan partner dan mitra, teknologi peralatannya khusus didatangkan dari Belanda,” jelasnya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Pusat Pelatihan Budidaya Ayam Bebas Sangkar

Tidak hanya peralatan yang modern, dukungan peneliti dari Aeres University of Applied Science, Belanda juga membantu berdirinya pusat pelatihan dan kandang berkapasitas 3000 ekor lebih ini.

“Karena ini konsepnya ITC (International Training Center) diharapkan bisa memberikan pelatihan bagi peternak dan usahawan berorientasi pada cage free farm. Untuk distribusi produk kita kerja sama dengan Hotel, kita pun siap melatih para peternak tentang manajemen dan budidayanya,” ujarnya.

Budi Guntoro menilai model cage free farm atau telur bebas kandang ini potensial menjadi model peternakan di masa depan. Seiring dengan berkembangnya pemahaman konsumen soal telur yang sehat. 

“Kami berharap dengan dibangunnya project ini bisa bermanfaat bagi dunia peternakan di Indonesia,” harapnya.

CEO Global Food Partners Elissa Lane, menuturkan pihaknya mendukung secara penuh keberadaan pusat pelatihan internasional untuk manajemen ayam petelur bebas sangkar ini di Indonesia. Model peternakan ini, akan diterapkan juga di negara di luar Indonesia. 

“Proyek yang sama akan dibangun di China,kita ingin secara bersama membuat sesuatu yang berbeda dengan mengundang banyak peternak ayam petelur di seluruh dunia untuk belajar dan tertarik budidaya ternak dengan memuliakan hewan,” ujarnya.