Â
Liputan6.com, Jakarta - Berbeda dari hasil survei pada umumnya, survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan berhasil menyalip Ganjar Pranowo. Sementara Prabowo Subianto berada di urutan paling tinggi dalam di antara keduanya pada Pilpres 2024.Â
Baca Juga
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, Jumat (17/6/2023) kemarin mengatakan, dalam simulasi pertanyaan semi terbuka dengan 40 pilihan nama yang diajukan kepada responden, hanya ada 16 nama mendapatkan respons.
Advertisement
"Yang tertinggi adalah Prabowo Subianto dengan elektabilitas 27,3 persen; lalu Anies 24,6 persen; Ganjar 16,2 persen," kata Dedi.
Dedi menyebut tingkat elektabilitas tersebut juga berlaku sama dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan 20 pilihan nama.
"Maka hasilnya, tetap Prabowo Subianto dengan elektabilitas 28,5 persen; Anies 24,9 persen; Ganjar meningkat jadi 18,6 persen," tambahnya.
Begitu pula urutan tingkat elektabilitas tiga nama itu tidak mengalami perubahan dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan 10 dan lima pilihan nama.
"Tetap di posisi yang sama (10 pilihan nama), Prabowo 32,5 persen; Anies 25,8 persen; Ganjar 21 persen. Di lima nama, Prabowo Subianto tetap tertinggi 34,9 persen; Anies Baswedan 25,9 persen; Ganjar Pranowo juga meningkat menjadi 24,1 persen," ujar Dedi.
Bahkan, lanjutnya, urutan tingkat elektabilitas itu tetap sama dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan tiga nama, yakni Prabowo Subianto sebesar 37,2 persen; Anies Baswedan sebesar 31,5 persen; dan Ganjar Pranowo sebesar 26,8 persen.
Â
Elektabilitas Cawapres
Sementara itu di daftar cawapres, Dedi menyebutkan dalam simulasi pertanyaan semi terbuka dengan 20 pilihan nama yang diajukan kepada responden, Erick Thohir menempati urutan pertama dengan tingkat elektabilitas sebesar 15,5 persen.
Selanjutnya, di urutan kedua ditempati oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dengan elektabilitas sebesar 11,1 persen. Kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di urutan ketiga dengan perolehan sebesar 10,9 persen.
Selanjutnya ada nama Ridwan Kamil 6,7 persen. Di urutan kelima hingga seterusnya, secara berturut-turut ada Sandiaga Uno (6,5 persen), Airlangga Hartarto (3,8 persen), Puan Maharani (3,1 persen), Muhammad Zainul Majdi (1,9 persen), Andika Perkasa (1,9 persen), dan Susi Pudjiastuti (1,7 persen).
Tri Rismaharini (1,4 persen), Muhaimin Iskandar (1,2 persen), Tito Karnavian (1,1 persen), Basuki Hadimoeljono (0,8 persen), Zulkifli Hasan (0,8 persen), Khofifah Indarparawansa (0,4 persen), Salim Segaf Aljufri (0,2 persen), serta Surya Paloh (0,1 persen).
Dedi menyebut bahwa elektabilitas tertinggi juga secara konsisten diperoleh Erick Thohir saat dipasangkan dengan tiga nama kandidat potensial bakal calon presiden (capres), yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
"Disandingkan dengan Prabowo Subianto, dia (Erick) akan dapat 21,4 persen pemilih yang setuju dengan Erick Thohir-Prabowo. Ada 20,5 persen setuju Erick Thohir disandingkan dengan Anies Baswedan dan 26,8 persen kalau Erick Thohir disandingkan dengan Ganjar Pranowo," tuturnya.
Dia menilai tingginya elektabilitas Erick Thohir dalam survei itu disebabkan oleh kinerja maupun gebrakan darinya yang mampu menarik cukup besar perhatian publik.
"Karena faktor Piala Dunia, kemudian PSSI, kemudian akan ada agenda (sepak bola Indonesia lawan) Argentina misalnya," ujar Dedi.
Survei IPO sendiri dilakukan pada 5-13 Juni 2023 dengan menggunakan metode multistage random sampling dan diikuti sebanyak 1.200 responden. Batas kesalahan atau margin of error​​​​​​​ survei itu sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Advertisement