Sukses

Usai Pesta Naik Pangkat, 50 Orang Staf Diklat Sulawesi Tenggara Diduga Keracunan Soto Ayam

Pegawai Diklat Sulawesi Tenggara diduga keracunan soto ayam di kantor, sekitar 50 orang dilarikan ke puskesmas.

Liputan6.com, Kendari - Sekitar 50 orang staf dan pegawai Diklat Provinsi Sulawesi Tenggara keracunan soto ayam, Senin (19/6/2023). Para korban keracunan ini, awalnya mengalami pusing dan muntah-muntah.

Awal mula keracunan massal, terjadi saat 12 orang staf Balai Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) menggelar syukuran kenaikan pangkat. Acara ini digelar sekitar pukul 09.00 Wita.

Ikcan, salah seorang staf mengatakan, dalam acara ini, mereka menyantap hidangan soto ayam. Saat itu, tidak terjadi apa-apa dan kondisi aman.

"Sekitar pukul 12.00 Wita, sejumlah orang mulai mengeluh pusing, muntah, bahkan beberapa ada yang diare," ujar Ikcan.

Setelah itu, puluhan pegawai langsung menuju Puskesmas Puuwatu yang berlokasi tidak jauh dari TKP. Namun, karena kondisi puskesmas tak mampu menampung semua pasien, sebagian dirujuk ke salah satu klinik terdekat.

Kapolres Kendari Kombes Pol Eka Fathurrahman mengatakan, saat ini pihaknya telah mendata korban keracunan. Saat ini, pihaknya juga mengumpulkan sampel makanan untuk dibawa ke Balai POM.

"Kami sementara menyelidiki kejadian ini, Kasat Reskrim Polres Kendari juga sudah di TKP," ujar Eka Fathurrahman.

 

2 dari 2 halaman

Tindakan Puskesmas

Kepala Puskesmas Puuwatu dr Agustina mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertolongan awal sejak pasien datang. Kata dia, pertolongan awal, diberikan obat antimaag melalui cairan infus.

Agustina mengatakan, gejala pasien saat ditangani pertama kali yakni mengalami mual dan pusing. Jika tak ditangani dengan baik, maka bisa jadi menimbulkan gejala lanjutan seperti buang air besar hingga sesak napas.

"Pasien masih dirawat, kami tak akan pulangkan sebelum membaik," ujar Agustina.

Dia menjelaskan, awalnya pihak puskesmas mengobservasi 18 orang pasien awal. Selanjutnya, bertambah menjadi 21 orang.

"Ada juga pasien yang kami berikan obat oral sekitar 20 orang yang masih gejala ringan, jadi estmasi sekitar 50 orang," katanya.

Kata dia, ada sebanyak 21 pasien yang ditangani pasien di puskesmas. Ada tambahan, sebanyak 9 orang lainnya, tetapi kondisi puskesmas tidak memungkinkan.

"Kami arahkan ke klinik terdekat," jelasnya.