Sukses

830 Hektare Lahan Terbakar, Kapolda Riau Perintahkan Jajaran Tak Takut Usut Perusahaan

Sudah 830 hektare lebih lahan di Riau terbakar yang menyeret belasan tersangka kebakaran lahan tapi dari perusahaan belum ada.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah 830 hektare lebih lahan di Riau hangus terbakar. Kebakaran lahan sejak Januari hingga Juni ini diprediksi terus meluas karena berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru puncak musim kemarau segera terjadi.

Menurut Kepala Polda Riau Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah menyeret banyak tersangka. Hanya saja untuk perusahaan belum ada sama sekali.

Oleh karena itu, Iqbal memerintahkan jajarannya tidak takut mentersangkakan perusahaan pembakar lahan. Bahkan, kalau perlu sampai ke manajemen paling tinggi.

"Siapa pun, lakukan penegakan hukum apalagi kalau sudah ada motif ekonomi, kalau ada perusahaan tersangkakan sampai top level," kata Iqbal usai kegiatan Bhakti Sosial menyambut Hari Bhayangkara di kawasan MTQ Pekanbaru, Selasa siang, 20 Juni 2023.

Iqbal menjelaskan, Polda Riau menerapkan dua strategi dalam menghadapi karhutla. Pertama adalah penanggulangan dan kedua merupakan penegakan hukum.

Penanggulangan melibatkan semua pihak seperti TNI, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, hingga pedesaan. Api sekecil apa pun harus padam sehingga tidak meluas.

"Petugas lebih duluan datang sebelum api meluas, padamkan, dinginkan, harus quick respon," tegas Iqbal.

Iqbal sudah memerintahkan Kapolres dan jajaran melakukan analisa dan evaluasi (anev) dua kali dalam sebelum. Ada atau tidaknya kebakaran anev harus dilakukan bersama stakeholder terkait.

Menurut Iqbal, hal ini penting karena pada Juli dan Agustus nanti, sebagaimana prakiraan BMKG, Riau berada pada puncak musim kemarau.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

15 Tersangka

Terpisah, Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Nandang Mu'min Wijaya menjelaskan, daerah yang paling luas mengalami karhutla adalah Kota Dumai. Di daerah industri itu tercatat 800 hektare lebih lahan dilumat oleh api.

Dari jumlah itu, Polres Kota Dumai sudah menangkap 5 pembakar lahan. Hanya saja belum ada pihak perusahaan di sana yang berurusan dengan penegak hukum.

"Untuk perusahaan, belum ada penyelidikan dalam kasus kebarakan lahan," ucap Nandang.

Nandang menjelaskan, jajaran Polda Riau sejak Januari sudah memproses 14 kasus karhutla. Belasan kasus itu menyeret 15 tersangka perorangan.

"Polres Rokan Hilir ada 6, Indragiri Hilir 2, Dumai 5 dan Kuansing 1," jelas Nandang.