Sukses

Terjadi 60 Kasus Gigitan Anjing di Boalemo, Dinas Kesehatan: Waspada Rabies!

Meski belum ada kasus positif rabies, warga diminta tetap waspada sebab mamalia dengan nama latin Canis lupus familiaris ini, berpotensi memunculkan penyakit rabies yang mematikan jika terkena gigitannya.

Liputan6.com, Boalemo - Jumlah kasus gigitan anjing yang terjadi di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan. Hingga kini, sudah terdapat 60 kasus gigitan anjing sejak Januari hingga Mei 2023.

Meski belum ada kasus positif rabies, warga diminta untuk tetap waspada. Sebab, mereka yang tergigit mamalia dengan nama latin Canis lupus familiaris ini, berpotensi mengalami penyakit rabies mematikan.

“Alhamdulillah, untuk kasus rabies sejauh ini tidak ada. Kalau gigitan anjing sudah 60 kasus di tahun 2023 ini,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Boalemo, Sumitro Djafar Selasa (27/06/2023).

Sebanyak 60 kasus gigitan anjing di Boalemo tersebut kata Sumitro, semuanya telah ditangani sesuai standar pelayanan kesehatan.

“Data kasus di atas, sudah ditatalaksana sesuai standar dan alhamdulillah yang kita patut syukuri bersama, sejauh ini tidak ada positif rabies,” ujarnya.

Apabila ada warga yang terkena gigitan anjing kata Sumari, diminta agar segera melapor ke Puskesmas terdekat. Vaksin telah tersedia di masing-masing Puskesmas yang ada di Boalemo.

Selain itu, imbauan khusus bagi masyarakat yang memelihara anjing, agar hewan peliharaan tersebut, selalu dikontrol kesehatannya. Terlebih, anjing harus diberikan vaksin anti rabies.

"Jika ada yang melihat anjing sudah memperlihatkan tanda-tanda penyakit rabies, segera mungkin langsung diperiksa," tuturnya.

“Kita semua harus waspada, pemerintah setempat juga harus melakukan kewaspadaan terhadap gigitan hewan penular rabies (GHPR),” pintanya.

Sejauh ini, upaya pencegahan preventif yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan Boalemo adalah, selalu berkoordinasi dengan dokter Hewan. Koordinasi inilah yang menjadi rujukan mereka untuk melakukan aksi di lapangan.

"Ketika ada kasus gigitan anjing, kami langsung menghubungi dokter hewan, soal penangannya," ungkapnya.

Sementara berdasarkan data tahun 2022 Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Boalemo, jumlah anjing di Daerah Boalemo mencapai 25 ribu ekor. Dengan data itulah mereka terus mengawasi dan memantau anjing tersebut.

“Kalau yang 2023, nanti saya bagikan datanya. Nanti saya bagi infonya setelah data rampung,” ia menandaskan.

 

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Gejala Rabies Anjing

Menurut drh Feny Reny Rimporok, Medik Veteriner Ahli Madya Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo bahwa, gejala rabies pada hewan anjing peliharaan, dapat dicermati pada kondisi fisik seperti air liur berlebihan, hidung kering.

Selain itu, ekor anjing yang tertekuk di antara kedua kaki belakang. Tak hanya kondisi fisik, gejala rabies pada hewan anjing juga dapat terlihat pada perilaku yang sering menghindar, mudah terkejut, dan tidak patuh.

"Bila ada provokasi, dia bisa langsung menyerang. Gejala rabies juga membuat anjing mengalami foto fobia atau takut terkena cahaya matahari. Akibatnya, dia sering menyendiri di tempat gelap," kata drh Feny Reny Rimporok .

Selain fotophobia, anjing bergejala rabies juga cenderung tidak memiliki hasrat untuk makan dan minum karena merasa tidak nyaman ketika melakukan kedua aktivitas tersebut.

"Dia akan berperilaku sangat liar dan menggigit benda-benda mati seperti kayu, batu. Pada akhirnya, rabies akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anjing dalam waktu 10-14 hari," jelasnya.

Meski demikian, drh Feny menegaskan bahwa walaupun mematikan, penyakit rabies tetap dapat dicegah.

"Rabies itu paling baik dicegah sebelum timbul gejala. Kalau ada yang tergigit hewan, segera lakukan tiga cara tadi," tegasnya.