Liputan6.com, Balikpapan - Hingga saat ini asal bangkai sapi yang ditemukan terdampar di sejumlah titik pantai di Balikpapan masih menyisakan misteri. Setelah peristiwa temuan awal pekan kemarin, juga belum diketahui secara pasti penyebab kematian hewan ternak tersebut.
Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan tengah menganalisis fenomena tidak biasa ini. Hanya saja, Kepala DP3 Balikpapan Sri Wahjuningsih mengatakan, sulit bagi pihaknya untuk menelusuri penyebab kematian ternak-ternak tersebut. Pasalnya, sapi-sapi temuan warga itu, diyakini sudah mati lebih dari 8 jam.
Baca Juga
Meski demikian, dari pemeriksaan kasat mata, DP3 berani menyimpulkan bahwa tidak ada tanda penyakit menular pada fisik bangkai.
Advertisement
"Pengambilan sampel tidak dilakukan karena bangkai sapi diduga telah melebihi delapan jam, sehingga sudah autolisis dan banyak bakteri kontaminan lain yang dapat mengaburkan hasil pemeriksaan," ungkap Sri Wahjuningsih, Selasa (27/6/2023).
Di lain hal, DP3 Balikpapan juga kesulitan untuk menelusuri asal sapi. Sri Wahjuningsih menjelaskan, ketiga bangkai sapi ditemukan dalam kondisi tanpa dilengkapi organ telinga.
Biasanya, kata wanita yang akrab disapa Yuyun itu, identitas ternak sapi bisa diketahui melalui tanda atau simbol pada organ tersebut.
"Identitas biasanya ada pada kuping, tapi sapi-sapi itu kupingnya hilang semua. Jadi tidak dapat kami ketahui dari mana asalnya," bebernya.
Menurut Kepala Balai Karantina Balikpapan Akhmad Alfaraby, hasil pantauan sementara terhadap lalu lintas ternak yang masuk melalui pelabuhan tidak ditemukan adanya kejanggalan.
"Dari data yang kami terima, semua sesuai sama dokumen yang masuk dengan jumlah sapinya," dia memungkasi.