Sukses

Kebakaran Rumah Kerap Terjadi di Banjarmasin, Awas Instalasi Listrik Digigit Tikus!

Ibnu menjelaskan, dari faktor arus pendek atau korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran terbanyak.

Liputan6.com, Banjarmasin - Maraknya musibah kebakaran bangunan atau pemukiman di Kota Banjarmasin patut diwaspadai masyarakat. Termasuk juga kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan agar kasus kebakaran rumah tidak turut meningkat. Wali kota Banjarmasin, Ibnu Sina dalam hal ini mengingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap musibah kebakaran. Beberapa faktor perlu diketahui dan kiranya dilakukan antisipasi dini.

“Edukasi ini terus dilakukan agar masyarakat tetap hati-hati, yang paling sering terjadi itu kan arus pendek,” kata Ibnu Sina saat meninjau lokasi kebakaran di jalan  Bandarmasih Kelurahan Belitung Selatan Banjarmasin Barat, Rabu (28/6/2023).

Ibnu menjelaskan, dari faktor arus pendek atau korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran terbanyak. Kemudian saat korsleting ini terjadi, kondisi rumah warga yang berbahan kering dapat terbakar dengan cepat.

Masyarakat diimbau kiranya dapat memeriksa instalasi listrik di rumah masing-masing. Usia instalasi juga menjadi perhatian khusus sebab terkadang ada saja yang mungkin terjadi.

“Apalagi kalau usia instalasi sudah sangat tua, ada yang mungkin terkelupas, atau digigit tikus, makanya perlu dicek sajalah kalau misalnya dikira-kira sudah 10 atau 15 tahun jaringan mungkin saja ada kejadian,” sebut Ibnu Sina.

“Di samping juga penyebab kedua itu biasanya dari kompor atau mungkin kelalaian di rumah sendiri, jadi kami berharap ini imbauan terus dilakukan agar tidak terjadi lagi kebakaran seperti ini,” lanjutnya usai memberikan bantuan kebakaran.

 

2 dari 3 halaman

Bantuan Sosial

Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Sosial berikan bantuan kepada 7 (tujuh) KK atau 30 jiwa yang terdampak musibah kebakaran di jalan Bandarmasih. Masing-masing KK mendapat bantuan Rp3 juta yang dikirim langsung ke rekening korban.

Tidak hanya uang tunai, korban juga mendapat bantuan berupa barang-barang yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bantuan yang diberikan nantinya dikoordinir dengan baik agar bantuan diterima oleh yang berhak.

Selain dari Pemko Banjarmasin, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Sosial juga hadir memberikan bantuan.

Adapun bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok seperti sandang yang terdiri dari peralatan dapur keluarga, tenda gulung, selimut, matras, pakaian dalam, popok bayi dan lainnya. Termasuk pula kebutuhan pangan yang terdiri dari gula pasir, mie instan, kopi, teh celup dan lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Edukasi Masyarakat

Sementara itu, Nasrullah Antropolog Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin menanggapi maraknya musibah kebakaran di Kota Banjarmasin diperlukan perhatian serius. Termasuk keterlibatan seluruh pihak atau pentahelix yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian.

“Seringnya terjadi musibah ini di Banjarmasin, menurut saya perlu penelitian untuk mendapatkan jawaban paling mendasar,” ujarnya kepada Liputan6.com.

Menurutnya saat ini ada beberapa penyebab, Pertama, faktor human error, misalnya kompor gas meledak akibat kelalaian, meletakkan obat nyamuk bakar tidak pada tempatnya sehingga terjadi kebakaran.

Penggunaan kabel listrik yang kecil untuk beban berat sehingga menimbulkan percikan api dan terjadilah kebakaran. Faktor ini mendekatkan antara api dengan material yang mudah terbakar.

Kedua, faktor bangunan, yakni bahan bangunan terbuat dari papan atau kayu sehingga mudah dimakan api. Selain itu, faktor lain adalah jarak antar bangunan rumah yang sedemikian rapat sehingga kalau terjadi kebakaran cepat menyebar dan sulit dilokalisir.

Selain itu, gang-gang sempit dalam pemukiman juga menyebabkan cepatnya rambatan api ketika terjadi kebakaran.

“Hemat saya, jika belum dilakukan, pemerintah kota perlu mengadakan riset serius tentang faktor penyebab kebakaran di kota Banjarmasin terkait perilaku penghuni rumah atau pemukiman,” lanjutnya.

Riset serius tidak hanya akan menemukan fakta empiris, juga mindset penduduk terkait kebakaran (baik konsep lokal terkait kebakaran, tentang api) hingga mendapatkan model penanganan kebakaran secara komprehensif. Harapannya intensitas kebakaran di kota Banjarmasin semakin menurun dari tahun ke tahun.