Sukses

Timbu, Jajanan Tradisional Khas Masyarakat Dompu yang Dicetak dengan Bambu

Dahulu, masyarakat setempat menyajikan timbu sebagai penganan wajib.

Liputan6.com, NTB - Timbu merupakan salah satu jajanan tradisional khas masyarakat Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jajanan ini terbuat dari beras ketan putih sebagai bahan dasar.

Beras ketan putih tersebut kemudian dicampur dengan santan kelapa dan garam. Campuran tersebut membuat jajanan ini memiliki cita rasa yang gurih.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, timbu sudah menjadi jajanan tradisional masyarakat Dompu sejak 60-an. Dahulu, masyarakat setempat menyajikan timbu sebagai penganan wajib.

Timbu juga kerap hadir saat perayaan musim panen tiba. Selain itu, jajanan ini juga menjadi kudapan wajib pada acara selamatan dan perayaan hari besar.

Karena kerap hadir dalam acara-acara penting, tak heran jika timbu kemudian menjadi jajanan khas yang menjadi ciri khas masyarakat Dompu. Saat ini, timbu juga menjadi salah satu pilihan oleh-oleh khas Dompu yang banyak diburu wisatawan.

Konon, jajanan ini pertama kali ditemukan oleh seseorang bernama Ina Siti. Ia bertempat tinggal di kebun dengan peralatan masak yang sangat terbatas.

Namun dari keterbatasan itu, ia mencoba membuat makanan dari bahan seadanya. Akhirnya, ia pun menggunakan batang bambu untuk dijadikan sebagai alat memasak.

Bambu tersebut memiliki panjang 5-40 cm dengan diameter sekitar 5-7 cm. Setelah dibersihkan, kemudian selembar daun pisang dimasukkan ke dalam bambu sebagai pembungkus.

Selanjutnya, ia mempersiapkan beras ketan yang telah dicuci dan direndam. Beras ketan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang telah dilapisi daun pisang.

Setelah memasukkan beras ketan, kemudian ia memasukkan santan kelapa dan garam secukupnya. Kemudian olahan tersebut dimasak dengan cara dibakar di atas bara api hingga matang.

Hingga kini, timbu masih menjadi jajanan khas masyarakat Dompu yang banyak dikonsumsi. Selain itu, timbu juga menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat Dompu.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak