Sukses

Hikayat Desa Cibuntu, dari Tertinggal hingga Jadi Desa Mandiri

Ramah tamah warga Memberi suasana nyaman bagi pengunjung yang ingin menikmati keunikan Desa Wisata Cibuntu Kuningan ini

Liputan6.com, Kuningan Hamparan lahan pertanian yang hijau dibalut desiran angin gunung yang dingin dan sejuk seraya membuat hati tenang dan nyaman di sebuah Desa Wisata Kabupaten Kuningan.

Aktivitas masyarakat di Desa Cibuntu Kabupaten Kuningan Jawa Barat berjalan seperti biasa. Mulai dari bertani hingga beternak kambing. Hijau dan bersih lokasi desa wisata Cibuntu menarik perhatian pengunjung untuk datang berlibur.

Ramah tamah warga Memberi suasana nyaman bagi pengunjung yang ingin menikmati keunikan Desa Wisata Cibuntu Kuningan ini.

"Kami punya curug gongseng, situs purbakala, mata air kahuripan, kawasan konservasi kebun bambu petung, kolam ikan terapi, camping ground, dan kolam renang, sampai kampung domba. Itu semua dikelola oleh masyarakat di bawah naungan bumdes," kata Kepala Desa Cibuntu Abah Awam, Kamis (29/6/2023).

Abah Awam mengaku, butuh waktu yang cukup lama melakukan pembenahan di Desa Cibuntu. Termasuk membangun kesadaran masyarakat bahwa desanya memiliki kelebihan dan nilai jual di sektor pariwisata.

Desa Cibuntu Kabupaten Kuningan berada di kaki Gunung Ciremai. Namun, dahulu Cibuntu dianggap sebagai desa tertinggal sehingga membutuhkan tangan pemerintah salah satunya menyalurkan bantuan.

"Semangat masyarakat para kepala desa sebelumnya membangun tanah kelahiran kami sangat tinggi. Hingga kami akhirnya bisa bangkit dan menjadi desa mandiri," ujar Abah Awam.

Deretan prestasi dan penghargaan mulai diterima pengelola Desa Wisata Cibuntu Kabupaten Kuningan. Bahkan, hingga saat ini, desa tersebut masih menjadi salah satu pilihan tempat studi banding dan penelitian mahasiswa.

2 dari 3 halaman

Pusat Penelitian

Abah Awam menyebutkan, penelitian mahasiswa semula dari Trisakti hingga menghasilkan rekomendasi desa wisata. Kemudian belum lama ini sejumlah mahasiswa dari Kalimantan, Sumatera Selata, Sumatera utara datang melakukan penelitian.

"Alhamdulillah banyak prestasi kami raih seperti tahun 2016 lalu menjadi salah satu homestay terbaikt dan kami menduduki peringkat 5 se Asean," ujar Abah.

Pada tahun 2019 mendapat penghargaan Indonesia Sustainable Torism Award (ISTA) di Singapura. Tak hanya itu, ada pula pengharagaan Anugerah Desa Wisata, kategori desa inspiratif mandiri, oleh Kemenparekraf pada tahun 2021.

Potensi wisata hingga sumber daya alam dimanfaatkan menjadi sumber kehidupan dan ekonomi warga setempat. Banyak masyarakat dari luar Desa Cibuntu merasa nyaman menikmati keramahan warga yang juga menjadi pengelola wisata.

Abah Awam menyampaikan Desa Cibuntu pada 2021 menjadi salah satu yang terpilih menjadi Desa BRILian Batch 2. Karena, Desa Cibuntu memiliki keunggulan tersendiri, yaitu inovasi dalam wisata alam dan budaya.

"Alhamdulillah, waktu itu Cibuntu menjadi salah satu pemenang Desa BRILian. Kami merasa senang dan memanfaatkan hadiah tersebut sebagai modal pengembangan BUMDes setempat," ujarnya.

Ia menerangkan, waktu itu keberadaan Bank BRI di tengah-tengah Desa Cibuntu sejak tahun 2017 dinilai sangat membantu dalam pengembangan usaha kecil maupun menengah milik masyarakat setempat.

Ia mengatakan, sejak tahun 2017 BRI juga telah banyak memberikan sumbangan kepada desa dan masyarakat Cibuntu dalam proses pinjaman dan sumbangan alat-alat untuk dimanfaatkan balai desa dan di luar balai desa.

"Dengan adanya BRI memberi kemudahan-kemudahan pemberian pinjaman kepada masyarakat kami terutama untuk sektor usaha baik kecil atau menengah. Untuk ibu-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) BRI memberikan sumbangan berupa alat-alat untuk keperluan di kelompok itu," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Desa Wisata

Ketua Pokdarwis Desa Cibuntu Dadi Kurniadi mengatakan, dengan merogoh kocek Rp 22 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati wisata di Desa Cibuntu. Ia mengatakan, konsep desa wisata Cibuntu adalah berlandaskan pemberdayaan masyarakat.

Sementara itu, rata-rata kunjungan sebanyak 30 sampai 40 orang per hari di hari biasa. Namun, jumlah pengunjung bisa memblidak memasuki hari libur 200 sampai 300.

"Biasanya setiap musim libur Lebaran dan hari besar pengunjung bisa 1000-1300 orang. Kalau masuk objek wisata nyaa aja tiket Rp 7000," kata Dadi.

Ia mengatakan, warga desa mulai membangun kesadaran wisata sejak tahun 2012. Saat itu, sekitar 20 warga desa setempat terlibat dalam pembangunan desa wisata hingga akhirnya seluruh warga Desa Cibuntu terlibat dan merasa bertanggungjawab.

"Tahun 2016 kami dapat penunjang dan semangat warga mulai tumbuh sehingga pengelolaan mulai diperankan baik melalui Bumdes, pokdarwis dan masyarakat setempat," ujar dia.

Salah seorang pengunjung, M. Sauki mengaku terpukau melihat keindahan dan keasrian di Desa Cibuntu. Warga Bali itu mengatakan butuh proses yang panjang membangun kesadaran bersama tentang potensi desa bersama warga sekitar.

Oleh karena itu, Ia mengaku sangat menikmati wisata bersama keluarga di akhir pekan ini. Ia berharap warga tetap menjaga semangat dan terus melakukan inovasi pengembangan wisata.

"Sempat ke kampung domba karena saya dengar jumlah domba nya lebih banyak dari penduduk yang ada di Desa Cibuntu," ujar dia.