Sukses

Festival Lawa Pipi, Tradisi Idul Adha di Negeri Hila Maluku Tengah

Festival lawa pipi masih dilakukan oleh masyarakat di Negeri Hila, sehingga tradisi ini tetap terjaga.

Liputan6.com, Maluku - Masyarakat di Desa Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, memiliki tradisi unik saat merayakan Iduladha. Tradisi yang disebut dengan festival lawa pipi ini diadakan setiap tahun untuk menyambut Iduladha.

Mengutip dari berbagai sumber, lawa pipi merupakan festival mengarak hewan kurban. Tradisi ini merupakan kegiatan spiritual keagamaan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Dalam bahasa Hila, kata 'lawa' berarti lari, sedangkan 'pipi' berarti kambing. Tradisi lawa pipi biasanya diadakan sehari setelah salat Iduladha.

Adapun kambing yang terpilih disebut dengan 'tema'. Mengutip dari dispar.malukuprov.go.id, kambing yang dipilih umumnya adalah kambing yang berusia di atas 2 tahun dan tidak cacat.

Saat tradisi ini berlangsung, masyarakat akan datang berbondong-bondong me rumah raja (rumah Tua Oolong) dengan membawa hewan kurban. Mereka akan bersama-sama memanjatkan doa dan mengumandangkan takbir.

'Tema’ harus ditempatkan di pintu masuk rumah raja. Sementara itu, orang-orang yang datang akan mengusapkan uang atau dedaunan rempah-rempah ke ‘tema’ sebagai bentuk buang sial.

Selanjutnya, para warga akan mengarak hewan kurban mengelilingi kampung. Terdapat beberapa barisan dalam arak-arakan ini, salah satunya adalah pemimpin barisan yang berada di posisi paling depan. Pemimpin barisan tersebut dijuluki dengan nama 'mama biang' atau dukun beranak.

Sementara itu, hewan kurban yang diarak harus dipikul di atas bahu. Kemudian, mereka akan berkeliling kampung sambil bersalawat.

Selanjutnya, para warga akan berlari mengelilingi Masjid Adat Hasan Sulaiman sebanyak tujuh kali, layaknya tawaf. Hingga kini, tradisi atau festival lawa pipi masih dilakukan oleh masyarakat di Negeri Hila, sehingga tradisi ini tetap terjaga.

(Resla Aknaita Chak)